16 Desember 2012 (sumber Batam Pos)
Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) akan memprioritaskan sembilan
pembangunan proyek infrastruktur dalam road map BP Batam pada
2011-2015.Beberapa di antaranya adalah proyek multi years dengan
anggaran lebih darisepuluh triliun.
Ilham Eka Hartawan, Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam mengatakan proyek yang diprioritaskan antara lain pembangunan koridor jalan tol rute Pelabuhan Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim senilai Rp1,6 triliun, pembangunan mono rel tahap I rute Bandara Hang Nadim-Batu Ampar senilai Rp1,1 triliun dan instalasi pengolahan air limbah Batam Center senilai US$55 juta atau Rp550 miliar.
“Infrastruktur ini memang harus dibangun untuk mendukung lalu lintas publik dan barang baik adalah jalan tol dan kereta rel, kemudian dalam bidang lingkungan yakni water waste treatment plant. Ini dimaksudkan agar Batam menjadi kota yang sustainable, lingkungannya baik, transportasinya baik,” kata Ilham.
Meski demikian pembangunan enam proyek lainnya akan tetap diupayakan yakni pembangunan pelabuhan transhipment Tanjung Sauh dengan PT Pelindo II senilai Rp7 triliun, pengembangan dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar Rp366 miliar, pembangunan penyediaan air baku waduk Tembesi yang 80% hampir rampung, pengembangan infrastruktur IT, pembangunan fasilitas MRO di Bandara Hang Nadim dan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Ilham mengatakan proyek infrastruktur pembangunan jalan tol dan kereta rel kemungkinan sudah mulai dikerjakan 2014 mendatang.
Meski
demikian, ia mengatakan rencana pembangunan jalan tol rute Batu
Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Sebelumnya ketua BP Batam Mustofa Wijaya mengatakn persiapan rencana pembangunan jalan tol ini telah disusun sejak 2010 lalu. Berdasarkan jadwal implementasi, rencananya tendernya dilakukan pada 2012 ini dan masa kontruksi pada 2013-2015.
Sementara proyek kereta rel dijadwalkan pengerjaannya dapat dimulai pada 2014 dan bisa beroperasi pada 2017.
Menurut Mustofa, di antara proyek infrastruktur, proyek instalasi pengolahan limbah merupakan proyek yang paling siap untuk ditawarkan ke Korea Selatan meningat mereka sudah memiliki kajiannya.
Proyek ini ditargetkan pada penyelesaian tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 230 liter per detik dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
“Sekarang penduduk Batam terus bertambah dan sudah mencapai 1,2 juta, kami ingin mengantisipasi melonjaknya limbah cair dari rumah tangga yang tidak bisa dikelola,”kat Mustofa (ian) (170)
Ilham Eka Hartawan, Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam mengatakan proyek yang diprioritaskan antara lain pembangunan koridor jalan tol rute Pelabuhan Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim senilai Rp1,6 triliun, pembangunan mono rel tahap I rute Bandara Hang Nadim-Batu Ampar senilai Rp1,1 triliun dan instalasi pengolahan air limbah Batam Center senilai US$55 juta atau Rp550 miliar.
“Infrastruktur ini memang harus dibangun untuk mendukung lalu lintas publik dan barang baik adalah jalan tol dan kereta rel, kemudian dalam bidang lingkungan yakni water waste treatment plant. Ini dimaksudkan agar Batam menjadi kota yang sustainable, lingkungannya baik, transportasinya baik,” kata Ilham.
Meski demikian pembangunan enam proyek lainnya akan tetap diupayakan yakni pembangunan pelabuhan transhipment Tanjung Sauh dengan PT Pelindo II senilai Rp7 triliun, pengembangan dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar Rp366 miliar, pembangunan penyediaan air baku waduk Tembesi yang 80% hampir rampung, pengembangan infrastruktur IT, pembangunan fasilitas MRO di Bandara Hang Nadim dan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Ilham mengatakan proyek infrastruktur pembangunan jalan tol dan kereta rel kemungkinan sudah mulai dikerjakan 2014 mendatang.
Sebelumnya ketua BP Batam Mustofa Wijaya mengatakn persiapan rencana pembangunan jalan tol ini telah disusun sejak 2010 lalu. Berdasarkan jadwal implementasi, rencananya tendernya dilakukan pada 2012 ini dan masa kontruksi pada 2013-2015.
Sementara proyek kereta rel dijadwalkan pengerjaannya dapat dimulai pada 2014 dan bisa beroperasi pada 2017.
Menurut Mustofa, di antara proyek infrastruktur, proyek instalasi pengolahan limbah merupakan proyek yang paling siap untuk ditawarkan ke Korea Selatan meningat mereka sudah memiliki kajiannya.
Proyek ini ditargetkan pada penyelesaian tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 230 liter per detik dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
“Sekarang penduduk Batam terus bertambah dan sudah mencapai 1,2 juta, kami ingin mengantisipasi melonjaknya limbah cair dari rumah tangga yang tidak bisa dikelola,”kat Mustofa (ian) (170)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar