| | | |
Jumat, 01 Oktober 2010 08:36 (sumber Batam Pos,versi asli) |
Buruknya saluran air di kawasan tersebut, membuat air dengan cepat menggenangi rumah warga sampai setinggi 50-75 sentimeter. Ditambah lagi, kebiasaan buruk sebagian warga yang membuang sampah di dalam got kecil dan besar. Ketika turun hujan, got kecil dan besar tadi menjadi tersumbat. Air pun jadi meluap ke jalan. ”Kejadian ini sudah sering terjadi. Namun, untuk hari ini (kemarin, Red) mungkin yang terparah,” sebut seorang warga Melchem, Abdulrahman kemarin. Ditambahkan Abdulrahman, akibat hujan sekitar satu jam tersebut, menyebabkan duka bagi warga di kawasan tersebut. Akibat air yang datang secara mendadak tersebut, membuat peralatan elektronik, seperti kulkas, televisi, kasur, bantal, pakaian, dan sepatu warga banyak yang rusak dan basah. Warga Melchem lainnya, Gun menambahkan, keadaan tanah rumah warga di kawawasan tersebut ikut menambah cepatnya air masuk tempat tinggal. Rata-rata, tanah rumah warga berada di bawah,atau lebih rendah daripada tanah jalan. Sehingga, begitu hujan turun sebentar saja, rumah-rumah warga menjadi tergenang. Idealnya, lanjut Gun, tanah warga ditimbun lagi sekitar setengah meter. Setelah ditimbun, baru didirikan rumah. Hal ini sudah dilakukan beberapa warga. Hasilnya, rumah warga yang sudah ditimbun tadi aman dari genangan air saat hujan. Masalahnya, ujar Raihan, tidak semua warga bisa meninggikan tanahnya. Sebab, ada warga yang sudah terlanjur membangun rumah secara permanen. Jika sudah seperti ini, relatif sulit menimbun lantai rumah. ”Bagi warga yang belum membangun rumah secara permanen, maka upaya penimbunan, atau meninggikan tanah bisa saja dilakukan dan tidak ada risiko,” tegas Guna. Jalan Lambat Hindari Lubang Hujan lebat yang mengguyur Kota Batam, kemarin (30/9) membuat beberapa titik akses jalan raya di seputaran Batuampar sampai Jodoh tergenang air dengan ketinggian di atas lutut orang dewasa. Terlihat di jalan Kerapu Batuampar menuju kawasan industri Batuampar, kendaraan yang lewat baik mobil maupun motor berjalan lambat di tengah genangan air. Hal tersebut menyebabkan kemacetan yang lumayan panjang baik dari Tanjungsengkuang yang akan keluar ataupun sebaliknya. Apalagi, di jalan tersebut banyak lubang yang tak nampak karena tertutup genangan air. Akibatnya, tak sedikit pengendara yang terjebak masuk lubang jalan. Terlihat drainase tepi jalan yang tersumbat sampah dan tak dapat menampung air dari derasnya hujan tertutup oleh genangan. Sehingga, banyak warga sekitar suka rela menandai batas drainase dengan jalan raya. ”Tiap hujan datang, pasti jalan sini tergenang air lumayan tinggi, dan ukuran drainase yang kecil tak dapat menampung aliran air. Belum lagi drainase tersebut tersumbat oleh sampah yang terbawa arus air. Sebelum warga yang lewat terperosok ke parit, ya saya kasih tanda di tepi jalan,” ujar Karman, warga belakang kios seken Tanjungsengkuang. Hal yang sama terlihat juga jalan dari depan Polsek Batuampar sampai depan pasar induk Jodoh tergenang air hujan. Padahal, sepanjang jalan tersebut banyak lubang jalan yang dalam, sehingga banyak kendaraan berjalan lambat menghindari lubang tersebut. ”Aneh ya, padahal jalan raya ini posisinya bersebelahan dengan laut. Kok sampai bisa tergenang air lumayan tinggi, apa drainase di sekitar sini tersumbat ya, makanya air tak bisa mengalir ke laut,” duga Soni Dominikus, supir metrotrans Jodoh-Nongsa. Lebih lanjut Soni, mengatakan, jalan yang bersebelahan dengan laut saja bisa banjir, apalagi jalan yang jauh dari laut atau kawasan perumahan. ”Bisa dipastikan kalau hujan datang, daerah di Batam akan banjir. Masak dari dulu seperti ini terus, tak ada perbaikan dari Pemko Batam, supaya tak lagi banjir. Malu dong bilang banyak tenaga ahli di Pemko, nyatanya persoalan banjir tak selesai juga,” terangnya. (sta/cr6) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar