Batam, 28/10 (ANTARA) - Badan Pengusahaan Batam melakukan kajian pengembangan transportasi kereta api bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk menjawab kebutuhan transportasi massal di kota itu.
"Kajian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan transportasi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Batam beberapa tahun lagi," kata Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, Kamis.
Dia juga mengatakan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian itu untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan akibat padatnya kendaraan.
Kajian itu saat ini sudah mencapai studi kelayakan pembangunan jaringan kereta api utama untuk Pulau Batam, kata dia.
"Studi kelayakan itu sudah dimulai sejak tahun 2009," kata Mustofa.
Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Heru Wisnu Wibowo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal perlu dibangun beberapa koridor di beberapa titik di Batam.
Koridor itu menghubungkan kawasan padat penduduk, pusat pemerintahan dan bisnis maupun daerah industri seperti Batu Aji, Batu Ampar, Batam Center, Bandara Hang Nadim dan Sekupang.
"Untuk awal dalam kajian studi kelayakan koridor yang perlu dibangun adalah Batu Aji - Batam Center dan Batu Ampar - Bandara Hang Nadim," kata dia.
Menurut dia penerapan sistem perkeretaapian di Batam sangat memungkinkan dikarenakan ketersediaan lahan yang dijamin oleh pemerintah setempat.
Dia mengatakan terdapat beberapa jenis kereta api yang dapat dioperasikan di Batam seperti kereta rel listrik, trem maupun monorel.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah dengan swasta, kata dia.
"Pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur dan swasta yang mengoperasikan," kata dia.
Dia menginginkan swasta dapat menjalankan operasi transportasi kereta api namun harus memiliki kekuatan finansial.
Untuk membangun sistem transportasi kereta api di Batam dibutuhkan anggaran sebesar Rp2 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan penyediaan sarana transportasi.
Dia mencontohkan harga untuk satu rangkaian monorel dapat mencapai Rp20 miliar.
Untuk penerapan, kata dia, masih menunggu tindak lanjut dari studi kelayakan yakni desain transportasi hingga sistem lelang yang memakan waktu hingga 4 tahun.
"Kemungkinan 2015 sudah bisa digarap tapi tergantung kesiapan dari anggaran," kata dia.
BP Batam saat ini juga tengah melakukan studi kelayakan pembangunan jalan tol y ng menghubungkan Batu Ampar dengan Muka Kuning bagi kendaraan besar.
(T.pso-142/B/Y006/Y006) 28-10-2010 15:15:11 NNNN
"Kajian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan transportasi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Batam beberapa tahun lagi," kata Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, Kamis.
Dia juga mengatakan pengembangan sistem transportasi perkeretaapian itu untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan akibat padatnya kendaraan.
Kajian itu saat ini sudah mencapai studi kelayakan pembangunan jaringan kereta api utama untuk Pulau Batam, kata dia.
"Studi kelayakan itu sudah dimulai sejak tahun 2009," kata Mustofa.
Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Heru Wisnu Wibowo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal perlu dibangun beberapa koridor di beberapa titik di Batam.
Koridor itu menghubungkan kawasan padat penduduk, pusat pemerintahan dan bisnis maupun daerah industri seperti Batu Aji, Batu Ampar, Batam Center, Bandara Hang Nadim dan Sekupang.
"Untuk awal dalam kajian studi kelayakan koridor yang perlu dibangun adalah Batu Aji - Batam Center dan Batu Ampar - Bandara Hang Nadim," kata dia.
Menurut dia penerapan sistem perkeretaapian di Batam sangat memungkinkan dikarenakan ketersediaan lahan yang dijamin oleh pemerintah setempat.
Dia mengatakan terdapat beberapa jenis kereta api yang dapat dioperasikan di Batam seperti kereta rel listrik, trem maupun monorel.
Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah dengan swasta, kata dia.
"Pemerintah melakukan pembangunan infrastruktur dan swasta yang mengoperasikan," kata dia.
Dia menginginkan swasta dapat menjalankan operasi transportasi kereta api namun harus memiliki kekuatan finansial.
Untuk membangun sistem transportasi kereta api di Batam dibutuhkan anggaran sebesar Rp2 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan penyediaan sarana transportasi.
Dia mencontohkan harga untuk satu rangkaian monorel dapat mencapai Rp20 miliar.
Untuk penerapan, kata dia, masih menunggu tindak lanjut dari studi kelayakan yakni desain transportasi hingga sistem lelang yang memakan waktu hingga 4 tahun.
"Kemungkinan 2015 sudah bisa digarap tapi tergantung kesiapan dari anggaran," kata dia.
BP Batam saat ini juga tengah melakukan studi kelayakan pembangunan jalan tol y ng menghubungkan Batu Ampar dengan Muka Kuning bagi kendaraan besar.
(T.pso-142/B/Y006/Y006) 28-10-2010 15:15:11 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar