TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Peringkat investasi Batam turun drastis menjadi di posisi ke-19 secara nasional. Hal itu disampaikan oleh Anton Martin, perwakilan dari Bea Cukai Batam dalam seminar tentang Pelaksanaan FTZ dan Dampaknya bagi Kesejahteraan Masyarakat di Hotel Harmoni One.
Anton mengatakan, Batam sudah tidak menjadi primadona investasi lagi karena tahun-tahun sebelumnya Batam berada di peringkat lima besar. Kenyataan ini juga seiring dengan devisitnya nilai ekspor dibandingkan dengan nilai impor. Impor lebih banyak.
"Selisih nilai ekpor itu mencapai 1,7 miliar US Dolar. Memang, secara nasional nilai ekspor naik, tapi Batam sendiri turun. Tidak diketahui apakah karena krisis global beberapa waktu lalu atau seperti apa. Semestinya dengan FTZ ini nilai ekspor naik," ujarnya di depan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Terkait FTZ di Batam ini, ia mengatakan bahwa BC tidak pernah mempersulit untuk kebutuhan industri, bahkan pemeriksaan juga hanya dengan sampel dan dokumen. Namun memang diperlukan pemeriksaan dengan mendetail untuk barang konsumsi khususnya, karena itu terkait dengan konsumsi publik.
"Yang seringkali diserukan Bea Cukai. Terus terang dalam pemeriksaan barang kita menggunakan random. Barang konsumsi memang diawasi lebih ketat. Kalau ada pegawai yang main-main silahkan laporkan," ujarnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar