Bintan, 7/10 (ANTARA) - Dewan Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan dan Karimun mengajukan izin impor 6.000 ton gula kepada Kementerian Perdagangan.
"Kami sudah ajukan surat permintaan impor gula untuk BBK dan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau," kata Sekretaris Dewan FTZ BBK Jon Arizal di Batam, Kamis.
Kuota gula 6.000 ton itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri selama dua bulan. Kebutuhan gula Kepri selama sebulan kurang lebih 2.500 ton, kata Jon, yang juga Kepala Badan Promosi dan Penanam Modal Daerah Provinsi Kepri.
Ia mengatakan bisanya pemerintah pusat hanya memberikan izin impor untuk FTZ BBK. Dan kali ini Dewan FTZ BBK meminta agar gula impor juga dapat dinikmati daerah lain di Kepri selain FTZ BBK, demi persamaan kesejahteraan.
Impor gula, dibutuhkan untuk mengendalikan harga yang kian meningkat. "Pemasukan gula impor diharapkan dapat membantu masyarakat dan harga lebih murah dari di pasaran sekarang," katanya.
Senada dengan Jon, anggota Badan Pengusahaan Batam Fitra Kamaruddin mengatakan impor gula sudah diajukan BP bersama Dewan FTZ untuk menekan harga gula. "Impor sudah diajukan," katanya.
Sementara itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan, jika impor gula dilaksakan, maka dapat menekan harga gula lokal yang semakin meningkat.
Kenaikan harga gula, merupakan pengaruh dari harga gula nasional dan kenaikan ini bersifat nasional. Harga gula di pasar-pasar Batam naik hingga mencapai Rp10.500 per kg, padahal biasanya berkisar Rp9.000 per kg.
Apeng, pedagang setempat mengatakan harga gula sudah naik sejak satu pekan lalu, namun tidak tahu penyebab harga gula tersebut.
Di tempat terpisah, pedagang sembako Pasar Tiban Centre, Ali, mengatakan harga gula naik setelah Lebaran. Gula yang harganya naik adalah produksi dalam negeri, bukan impor.
Meski naik, ia mengatakan pasokan gula di pasar-pasar masih ada meski tidak melimpah.
(T.Y011/B/S004/S004) 07-10-2010 13:10:18 NNNN
"Kami sudah ajukan surat permintaan impor gula untuk BBK dan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau," kata Sekretaris Dewan FTZ BBK Jon Arizal di Batam, Kamis.
Kuota gula 6.000 ton itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri selama dua bulan. Kebutuhan gula Kepri selama sebulan kurang lebih 2.500 ton, kata Jon, yang juga Kepala Badan Promosi dan Penanam Modal Daerah Provinsi Kepri.
Ia mengatakan bisanya pemerintah pusat hanya memberikan izin impor untuk FTZ BBK. Dan kali ini Dewan FTZ BBK meminta agar gula impor juga dapat dinikmati daerah lain di Kepri selain FTZ BBK, demi persamaan kesejahteraan.
Impor gula, dibutuhkan untuk mengendalikan harga yang kian meningkat. "Pemasukan gula impor diharapkan dapat membantu masyarakat dan harga lebih murah dari di pasaran sekarang," katanya.
Senada dengan Jon, anggota Badan Pengusahaan Batam Fitra Kamaruddin mengatakan impor gula sudah diajukan BP bersama Dewan FTZ untuk menekan harga gula. "Impor sudah diajukan," katanya.
Sementara itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan, jika impor gula dilaksakan, maka dapat menekan harga gula lokal yang semakin meningkat.
Kenaikan harga gula, merupakan pengaruh dari harga gula nasional dan kenaikan ini bersifat nasional. Harga gula di pasar-pasar Batam naik hingga mencapai Rp10.500 per kg, padahal biasanya berkisar Rp9.000 per kg.
Apeng, pedagang setempat mengatakan harga gula sudah naik sejak satu pekan lalu, namun tidak tahu penyebab harga gula tersebut.
Di tempat terpisah, pedagang sembako Pasar Tiban Centre, Ali, mengatakan harga gula naik setelah Lebaran. Gula yang harganya naik adalah produksi dalam negeri, bukan impor.
Meski naik, ia mengatakan pasokan gula di pasar-pasar masih ada meski tidak melimpah.
(T.Y011/B/S004/S004) 07-10-2010 13:10:18 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar