Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 24 Juni 2014

Mei, Realisasi Investasi PMA Menurun


BERKEMBANG: Industri galangan kapal berkembang pesat di Batam, Kepri. Hampir setiap bulan, ada saja yang merealisasi investasi di bidang shipyard itu.   F-net
BERKEMBANG: Industri galangan kapal berkembang pesat di Batam, Kepri. Hampir setiap bulan, ada saja yang merealisasi investasi di bidang shipyard itu.
F-net
BATAM – Realisasi investasi Penanam Modal Asing (PMA) di Batam mengalami penurunan, Mei 2014 lalu dibandingkan Januari-April di tahun yang sama. Menurut Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho, turunnya realisasi Mei dikarenakan PMA masih menunggu suhu politik di Indonesia.Banyak investor menunggu Pilpres, sebagaimana terungkap dalam temu bisnis yang digelar BP Batam di Singapura.
“Beberapa permasalahan yang menjadi diskusi dalam temu bisnis tersebut antara lain, kondisi keamanan Batam menyongsong Pilpres,” kata Djoko, Senin (23/6).Ia mengatakan, kemungkinan realisasi investasi bisa lebih banyak usai Pilpres nanti.
“Karena selama ini, investor masih menunggu kondisi politik pada pemilihan presiden nanti. Mereka masih memilih menahan untuk realisasi,” katanya.
Sebagaimana disampaikannya, Mei lalu ada tiga perusahaan yang merealisasikan investasi di Batam dengan nilai investasi sekitar USD 3,2 juta atau sekitar Rp 38 miliar dengan kebutuhan tenaga kerja sekitar 60 orang. Adapun jenis usaha tersebut di bidang usaha jasa reparasi kapal, perdagangan mesin besar, dan ekspor impor.
“Investornya dari Malaysia, Singapura, dan Taiwan,” ungkapnya.
Realisasi Mei turun jauh dibanding Januari dengan 13 perusahaan baru dan investasi sebesar USD 23,6 juta. Februari, 9 perusahaan dengan investasi sebesar USD 20,2 juta. Maret 2014 ada 13 perusahaan baru dengan investasi sebesar USD 111,6 juta. Sementara April, 10 perusahaan merealisasikan investasi baru, senilai USD 16,781 juta. Diharapkan, target investasi baru pada 2014 sebesar USD 350 juta.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Kepala BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra sebelumnya. Menurut dia, investor banyak yang masih menunggu Pilpres. “Sebelum Pilpres, investor masih wait and see,” ujar  Gusti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar