Selasa, 10-06-2014 | (sumber Batam Today)
|
||||||||||||||
|
BATAMTODAY.COM, Batam - Stock gula untuk Kota Batam, Kepualuan Riau,
dipastikan masih mencukupi hingga masa puasa dan Lebaran mendatang,
sehingga Batam tidak membutuhkan gula impor dari luar negeri.
Kepastian ketersediaan stock gula ini disampaikan Wan Muhammad Zain, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kota Batam, kepada wartawan, Selasa (10/6/2014). "Stock gula untuk Kota Batam masih mencukupi dan masih aman sampai ke depan," kata Wan Muhamad Zain.
Untuk tahun 2014 ini, lanjutnya, sama sekali Batam tidak memerlukan pasokan gula dari luar negri. Stock gula lokal asal Pulau Jawa dan sekitarnya masih mencukupi untuk kebutuhan warga Batam hingga akhir tahun.
"Tahun 2014 ini tidak ada, karena setahu saya pada awal 2013 tidak ada pengajuan impor gula ke BP Batam," ujarnya.
Disinggung mengenai masuknya 2.000 ton gula impor ilegal, yang saat ini ditimbun dan disegel oleh KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam di gudang PT PTK, Kabil, Kecamatan Nongsa, Muhamad Zain mengatakan tidak ada koordinasi antatara BC dengan Disprindag.
"Ada saya dengar kasus itu. Tapi kalau lebih jelasnya ke Bapak Kadis saja, saya kurang tahu," ujarnya.
Hal senada juga telah disampaikan pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam kepada BATAMTODAY.COM, bahwa sebanyak 2.000 ton gula putih impor yang masuk ke Pulau Batam adalah ilegal, karena sejauh ini tidak ada pengajuan izin impor gula ke pihaknya.
"Hingga saat ini tidak ada permintaan izin impor gula untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Batam," terang Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, kepada wartawan, Selasa (27/5/2014).
Dijelaskannya, seluruh barang impor yang masuk ke Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (KPBPB) Batam harus melalui mekanisme perizinan baik ke pusat ataupun BP Batam.
"Sudah saya tanya ke seluruh bagian yang terkait pemasukan barang. Tidak ada satupun yang menyatakan menerima permohonan izin impor gula ke Batam. Jadi dipastikan tanpa izin," ungkap Djoko lagi.
Menurutnya, produk impor yang diberikan untuk pemenuhan kebutuhan Batam tahun 2014 ini, diantaranya hortikultura dari Malaysia, Singapura, Bangladesh, Tiongkok, India, dan Thailand.
Editor: Redaksi
Kepastian ketersediaan stock gula ini disampaikan Wan Muhammad Zain, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kota Batam, kepada wartawan, Selasa (10/6/2014). "Stock gula untuk Kota Batam masih mencukupi dan masih aman sampai ke depan," kata Wan Muhamad Zain.
Untuk tahun 2014 ini, lanjutnya, sama sekali Batam tidak memerlukan pasokan gula dari luar negri. Stock gula lokal asal Pulau Jawa dan sekitarnya masih mencukupi untuk kebutuhan warga Batam hingga akhir tahun.
"Tahun 2014 ini tidak ada, karena setahu saya pada awal 2013 tidak ada pengajuan impor gula ke BP Batam," ujarnya.
Disinggung mengenai masuknya 2.000 ton gula impor ilegal, yang saat ini ditimbun dan disegel oleh KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam di gudang PT PTK, Kabil, Kecamatan Nongsa, Muhamad Zain mengatakan tidak ada koordinasi antatara BC dengan Disprindag.
"Ada saya dengar kasus itu. Tapi kalau lebih jelasnya ke Bapak Kadis saja, saya kurang tahu," ujarnya.
Hal senada juga telah disampaikan pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam kepada BATAMTODAY.COM, bahwa sebanyak 2.000 ton gula putih impor yang masuk ke Pulau Batam adalah ilegal, karena sejauh ini tidak ada pengajuan izin impor gula ke pihaknya.
"Hingga saat ini tidak ada permintaan izin impor gula untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Batam," terang Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, kepada wartawan, Selasa (27/5/2014).
Dijelaskannya, seluruh barang impor yang masuk ke Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (KPBPB) Batam harus melalui mekanisme perizinan baik ke pusat ataupun BP Batam.
"Sudah saya tanya ke seluruh bagian yang terkait pemasukan barang. Tidak ada satupun yang menyatakan menerima permohonan izin impor gula ke Batam. Jadi dipastikan tanpa izin," ungkap Djoko lagi.
Menurutnya, produk impor yang diberikan untuk pemenuhan kebutuhan Batam tahun 2014 ini, diantaranya hortikultura dari Malaysia, Singapura, Bangladesh, Tiongkok, India, dan Thailand.
Editor: Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar