Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 23 Juni 2014

Kepala Bapedalda: Dam Tembesi Tanggung jawab BP Batam

Minggu, 22 Juni 2014  ( sumber : Posmetro Batam )

Warga mengamati air yang keluar dari dalam dam, berwarna hitam dan berbau busuk.
Warga mengamati air yang keluar dari dalam dam, berwarna hitam dan berbau busuk.

Kepala Bapedal Kota Batam, Dendi N Purnomo mengakui soal limbah Dam Tembesi ini, Tapi menurutnya, Dam Tembesi merupakan tangggung jawab BP Batam. Namun, hingga kini pihak Bapedal juga sedang melakukan koordinasi ke BP Batam untuk menyelesaikan masalah itu.

“Iya kita lagi koordinasi dulu, karena ini punya BP,” ujarnya beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi.
Menurut Dendi, kwalitas air waduk di Tembesi keluar dan bercampur dengan sendimen.

“Namun itu sudah kita kendalikan, kita sedang koordinasi dengan BP Batam, agar pencemarannya tidak meluas,” tutunya menambahkan.

Dampak dari Sindemen itu, menurut Dendi memang menuju laut dan membuat air laut jadi keruh.

BP Batam: Ganti Rugi Sudah Disalurkan

Dari rilis yang diberikan Direktur PTSP dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho menjelaskan, ada enam buah waduk yang pengerjaannya dilakukan oleh BP Batam. Salah satunya Dam Tembesi, Batu Aji, yang pembangunannya telah melewati Tahap I pada 2011 lalu.

Saat ini lanjutnya, Dam Tembesi telah melewati pembangunan Tahap II yang pengerjaannya dimulai pada 2013. Pengerjaan diperkirakan akan selesai pada Desember 2014.

Djoko mengatakan, dalam pengerjaannya, Dam Tembesi melewati beberapa proses dan mengakibatkan dampak terhadap warga.

“Kondisi pencemaran akibat pembangunan Tahap II Dam Tembesi merupakan proses desalinasi. Dimana proses tersebut merupakan proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi hewan, tanaman dan manusia. Seringkali proses ini menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan,” ujarnya.

Djoko mengatakan, dampak tersebut telah dianalisa dan disetujui di dalam desain. Serta dokumen Amdal Pembangunan Estuari Dam Tembesi yang sudah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kepulauan Riau dan Bapedal Kota Batam.

Ia mengatakan, proses desalinasi berlangsung alami dengan perbedaan elevasi tinggi muka air di waduk, yang dipengaruhi curah hujan dengan elevasi tinggi muka air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut.

“Kondisi ini akan berlangsung hingga selesainya proyek di awal 2015. Dimana kondisi air waduk akan menjadi tawar, sehingga dapat menghasilkan sumber air baku dengan kapasitas 600 liter per detik,” ucapnya.

Selama pembangunan tersebut, BP Batam bersama Bapedal Kota Batam akan melakukan beberapa program kerja, di antaranya pemantauan kualitas air laut di titik yang dianggap tercemar bersama Laboratorium Lingkungan Sucofindo.

Kemudian pendataan masyarakat nelayan yang terkena dampak langsung dan tidak langsung. Pihaknya bekerjasama dengan LSM dan Bapedal serta KP2K.

“Proses ganti rugi telah dilaksanakan pada pembangunan tahap I di tahun 2010 sesuai prosedur. Seperti pendataan bersama Direktorat Pengamanan BP Batam, PDPL, dan KP2K, evaluasi dan approval oleh Lurah dan Camat. Serta pembayaran kepada nelayan yang berhak,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar