Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 23 Mei 2012

Nasib Buruh PT RLP Terkatung-katung

Di PHK Sepihak Oleh PT Varta

MUKAKUNING (HK)- Nasib ratusan buruh outsourcing PT Raja Labora Panbil (RLP) yang disubkonkan ke PT Varta Micro Battery, terkatung-katung. Mereka terus berusaha menuntut hak-hak setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak oleh manajemen PT Varta.

Linda, koordinator aksi buruh outsourcing PT RLP mengatakan, jumlah mereka yang di-PHK sepihak oleh PT Varta sekitar 328 orang. Namun yang aktif melakukan aksi sekitar 80 orang saja.
"Bukan karena tidak solidaritas atau tak mau ikut, tapi kebanyakan teman-teman mengaku sudah tak punya uang dan ada yang sakit. Sebagian lagi, ada yang memilih mencari kerja di tempat lain setelah sebelumnya mengambil ijazah yang ditahan di PT Raja (Labora Panbil) waktu pertama kali melamar," kata Linda ditemui di Mukakuning, Selasa (22/5).

"Kami tidak tahu lagi harus berbuat apa. Karena, semua pihak yang kami temui hanya memberikan janji saja.  Sedangkan yang kami harapkan adalah penyelesaian atas permasalahan dan nasib kami yang tidak ada kejelasan ini. Sampai sekarang kami tidak ada terima surat PHK-nya. Status kami ini apa, kami pun tahu," kata Linda dengan nada sedih.

Karena tak lagi bekerja di PT Varta, kata Linda banyak diantara mereka yang hidupnya kesusahan. Ada yang terpaksa utang sana-sini untuk makan dan membayar sewa kos.

"Ada teman yang sakit tapi tak bisa berobat karena tak ada duit. Kami hanya ingin menuntut hak kami, sebagai buruh yang di-PHK sepihak, dalam kondisi ikatan kontrak kerja yang masih ada," katanya.

Linda, dan juga sejumlah buruh perempuan yang kemarin masih berkumpul di depan area pabrik PT Varta  di di Kawasan Industri Batamindo (KIB) Batamindo, Mukakuning berharap, Pemko Batam dan DPRD Batam dapat ikut aktif memperjuangkan hak-hak mereka.

Kata dia, mereka sudah mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam di Sekupang beberapa waktu lalu. Oleh Pengawas Tenaga Kerja Disnaker Batam, Jalfirman, mereka dijanjikan akan dipertemukan dengan pemilik PT RLP, Raja Mustaqim.

"Kemarin itu, Jalfirman berjanji akan mempertemukan kami dengan Raja Mustaqim. Tapi sampai sekarang tak ada," katanya.

Yuli, buruh outsourcing lainnya menambahkan, perjuangan mereka dalam menuntut ketidakadilan sepertinya kurang mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait. Padahal, mereka sudah mencoba untuk melaporkan dan mengadu kepada Disnaker dan DPRD Batam, tapi tak kunjung ada penyelesaian.

"Tak ada yang memberikan perhatian dalam menangani masalah kami ini. Kami tak tahu harus minta tolong sama siapa dan percaya dengan siapa lagi," ujarnya.

Saat ini, kata Yuli, anaknya yang berumur tiga tahun sedang sakit.  Tapi, dia tidak bisa membawanya berobat lantaran tidak punya uang. Karena itu, dia bertekad akan tetap memperjuangkan dan menuntut haknya.

"Anak saya ini sedang sakit, bang. Mau dibawa berobat tapi tidak punya uang lagi. Kalau perjuangan ini saya tinggalkan, rasanya sia-sia. Karena, saya bersama anak saya sudah sebulan lebih turut berjuang," kata Yuli berurai air mata sambil memeluk anak sematawayang yang sedang digendongnya. (cw41)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar