Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 21 Mei 2012

Dubes AS Bawa 16 Calon Investor ke Batam

Oleh adminkepri on May 14th, 201 (sumber Bisnis Kepri

BATAM (BisnisKepri.com): Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Alan Marciel berkunjung ke Batam mengajak belasan pimpinan perusahaan asal negaranya menjajaki investasi di Kepulauan Riau.
Dalam kunjungannya di Batam, Dubes Marciel didampingi Dubes AS untuk Singapura, David Adelman dan diterima langsung Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani di Graha Kepri, Senin 14 Mei 2012.
Usai menggelar pertemuan dengan Gubernur M Sani, Dubes Marciel mengatakan kunjungannya ke Batam untuk melihat dan mendengar langsung potensi investasi di Kepri dan Batam khususnya.
“Kami membantu para pengusaha berkunjung ke sini meski keputusan investasi ada pada mereka masing-masing,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Batam ini dia membawa 16 pimpinan perusahaan asal AS yang bergerak antara lain di sektor migas, manufaktur, elektronik, makanan dan teknologi.
Mereka adalah para pengambil keputusan di masing-masing perusahaannya yang berbasis di Singapura dan berencana akan melakukan ekspansi ke Kepri.
Dia meyakini, meskipun belakangan ini banyak terjadi persoalan hubunngan industrial di Batam, daerah ini masih sangat kondusif untuk tujuan investasi sehingga dia membawa serta para pimpinan perusahaan tersebut.
Para pimpinan perusahaan yang ikut dalam rombongan Dubes Marciel antara lain dari perusahaan Ascendas, Avaya, Clintec International, Covidien, Diageo dan DUA Associates.
Lalu perusahaan Exterran, FMC Technologies Singapore Pte Ltd., General Atlantic Singapore Fund Management, Knowledge Universe, Laticrete, Nosco, Rajah and Tann, Toll Global Logistics, Hewlet-Packard, dan Kraft Foods.
“Kami melihat Batam adalah tempat yang peluangnya besar sekali, apalagi beberapa perusahaan kami sudah melakukan investasi di sini, termasuk Catterpillar yang sudah berinvestasi sebesar US$150 juta,” ujarnya.
Dubes Marciel menilai rangking kemudahan berinvestasi di Indonesia berdasarkan Bank Dunia yang berada di peringkat 128 pada tahun lalu mempengaruhi pandangan investor AS untuk berinvestasi di Indonesia sehingga ia memang mengakui tidak banyak investor AS di Batam.
Namun secara keseluruhan ia mengatakan pada tahun lalu investasi AS di Indonesia adalah yang terbesar kedua. Pada tahun lalu ia mencatat investasi AS di Indonesia mencapai US$1,5 miliar.
Sementara berdasarkan BP Batam investasi langsung AS di Batam mencapai US$45,8 juta dengan 15 perusahaan dan 9 perusahaan joint venture dengan US$74,5 juta
“Jadi masih ada peluang yang pasti, tapi perusahaan kami juga sama seperti perusahaan lain yang membandngkan Batam bukan saja dengan tempat di Indonesia, tapi juga tempat-tempat di seluruh dunia untuk menentukan tempat terbaik untuk berinvestasi,” ujarnya.
Sementara itu, Dubes AS untuk Singapura David Adelman mengatakan kelompok bisnis yang untuk pertama kali datang ke Batam ini mencari peluang investasi di kawasan ini.
Pelaku bisnis tersebut, lanjut dia menyatakan ketertarikannya untuk memanfaatkan keuntungan dari penerapan FTZ di Batam.
“Ini adalah kelompok delegasi bisnis AS yang pertama ke sini. Banyak pelaku bisnis AS yang memiliki wewenang mengambil keputusan investasi yang berbasis di Singapura dan mereka tertarik dengan peluang Free Trade Zone yang ditawarkan Batam,” ujarnya.
Dalam delegasi bisnis itu, tambah dia, banyak melihat peluang bisnis dari sektor Oil dan Gas, Infrastruktur, Manufaktur, Hi-Tech dan Health Care yang merupakan garapan grup delegasi bisnis AS di Singapura yang dapat diinvestasikan bagi bisnis AS.”Jadi ini bidang bisnis yang menyebar bagi pelaku bisnis AS, grup sejenis juga pernah saya bawa ke Jakarta,” ujarnya.(K59/K17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar