BATAM (BP) – Dua Duta Besar Amerika Serikat, yakni Duta Besar AS
untuk Indonesia Scot Alan Marciel dan Duta Besar AS untuk Singapura
David Angelman berkunjung ke Batam, Kepri, Senin (14/5). Mereka
melakukan pertemuan dengan Gubernur Kepri H Muhammad Sani.
Dalam perbincangan di lantai 7 Graha Kepri, Batam, HM Sani memaparkan potensi Kepri dan mengajak investor-investor Amerika Serikat berinvestasi di Negeri Segantang Lada ini.
”Selamat datang di Kepri, kami harap kedatangan pertama ini diikuti dengan kedatangan berikutnya,” ujar Sani.
Scot Alan Marciel mengaku, baru pertama menjejakkan kakinya di Batam, Kepri. ”Ini kali pertama ke Batam. Kunjungan ramah tamah dan melihat kesempatan di sini,” kata Scot.
Sani menjelaskan, saat ini ada 17 perusahaan AS di Batam. Gubernur berharap, ke depan lebih banyak lagi investasi Amerika di Kepri ini.
”Saya setuju,” kata Scot cepat-cepat dalam bahasa Indonesia.
”Batam tempat yang baik untuk berinvestasi,” katanya. Untuk melihat peluang itu, Scot tidak datang hanya dengan Dubes AS untuk Singapura. Ada perwakilan 16 korporasi.
“Infrastruktur bagus. Sudah kami lihat. Kemampuan untuk ekspor impor tanpa biaya sudah bagus sekali dan pastinya peluang (investasi) di sini bagus,” ujar Scot lagi.
Kedua dubes Amerika itu dan para pengusaha yang dibawanya juga memuji infrastruktur dan kemampuan ekspor impor tanpa biaya melalui Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK). (Bagus investasi di sini,” ujarnya lagi.
Ia juga menyanjung kerja keras pemerintah daerah dan BP Kawasan yang telah bekerja keras untuk menciptakan iklim investasi yang baik di wilayah ini.
Menurut Scot, hingga tahun lalu, nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia mencapai 1,5 miliar dolar Amerika. “Ini angka yang cukup besar dan Indonesia berada di urut kedua investasi asing Amerika terbesar di dunia,” katanya.
HM Sani meyakinkan banyak kemudahan ketika berinvestasi di Kepri. Gubernur menyebutkan, dia ingin pertumbuhan ekonomi di Kepri terus meningkat yang nantinya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Karena, anggaran dari pemerintah belum cukup menggerakkan pertumbuhan itu ke angka yang lebih besar.
”Investasi sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Sani sambil menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri tahun lalu sebesar 7,3 persen. ”Sementara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pertumbuhan ekonomi di Kepri mencapai angka 10 persen,” jelas Sani.
Gubernur pun menawarkan Dubes AS untuk berkunjung ke sejumlah wilayah di Kepri, seperti Bintan dengan potensi wisata di Lagoi dan daerah lainnya.
Yang jelas, Dubes Scot melihat banyak kesempatan besar untuk perusahaan AS dan Indonesia untuk melakukan kerja sama, termasuk industri kreatif, seperti pembuatan film animasi.
Rombongan Dubes AS juga melakukan pertemuan dengan Badan Pengelolaan Kawasan Batam. Sebelumnya, mereka mengunjungi kawasan industri Kabil dan Mukakuning.
Sementara menurut Direktur Humas dan PTP BP Batam Dwi Djoko Wiwoho, nilai investasi Amerika di Batam hingga MAret 2012 lalu tembus angka 45,8 juta US dollar berupa investasi murni dan 74,5 juta US dolar lainnya dalam bentuk join investasi.
Jumlah perusahaan Amerika yang beroperasi di Batam sendiri sebanyak 25 perusahaan dimana 15 di antaranya perusahaan murni mereka dan 9 sisanya merupakan perusahaan join.
Bahkan Amerika menempati urut lima besar investasi terbesar di Batam setelah Singapura, Malaysia, Korea dan Cina.
Menurut Scot Alan, penambahan investasi ini merupakan strategi pihaknya untuk meningkatkan hubungan diplomatik Amerika-Indonesia. “Bisnis-bisnis antar ke dua negara adalah salah satu cara meningkatkan gubungan diplomatik,” ujarnya. (spt)
Dalam perbincangan di lantai 7 Graha Kepri, Batam, HM Sani memaparkan potensi Kepri dan mengajak investor-investor Amerika Serikat berinvestasi di Negeri Segantang Lada ini.
”Selamat datang di Kepri, kami harap kedatangan pertama ini diikuti dengan kedatangan berikutnya,” ujar Sani.
Scot Alan Marciel mengaku, baru pertama menjejakkan kakinya di Batam, Kepri. ”Ini kali pertama ke Batam. Kunjungan ramah tamah dan melihat kesempatan di sini,” kata Scot.
Sani menjelaskan, saat ini ada 17 perusahaan AS di Batam. Gubernur berharap, ke depan lebih banyak lagi investasi Amerika di Kepri ini.
”Saya setuju,” kata Scot cepat-cepat dalam bahasa Indonesia.
”Batam tempat yang baik untuk berinvestasi,” katanya. Untuk melihat peluang itu, Scot tidak datang hanya dengan Dubes AS untuk Singapura. Ada perwakilan 16 korporasi.
“Infrastruktur bagus. Sudah kami lihat. Kemampuan untuk ekspor impor tanpa biaya sudah bagus sekali dan pastinya peluang (investasi) di sini bagus,” ujar Scot lagi.
Kedua dubes Amerika itu dan para pengusaha yang dibawanya juga memuji infrastruktur dan kemampuan ekspor impor tanpa biaya melalui Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun (BBK). (Bagus investasi di sini,” ujarnya lagi.
Ia juga menyanjung kerja keras pemerintah daerah dan BP Kawasan yang telah bekerja keras untuk menciptakan iklim investasi yang baik di wilayah ini.
Menurut Scot, hingga tahun lalu, nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia mencapai 1,5 miliar dolar Amerika. “Ini angka yang cukup besar dan Indonesia berada di urut kedua investasi asing Amerika terbesar di dunia,” katanya.
HM Sani meyakinkan banyak kemudahan ketika berinvestasi di Kepri. Gubernur menyebutkan, dia ingin pertumbuhan ekonomi di Kepri terus meningkat yang nantinya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Karena, anggaran dari pemerintah belum cukup menggerakkan pertumbuhan itu ke angka yang lebih besar.
”Investasi sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Sani sambil menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri tahun lalu sebesar 7,3 persen. ”Sementara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pertumbuhan ekonomi di Kepri mencapai angka 10 persen,” jelas Sani.
Gubernur pun menawarkan Dubes AS untuk berkunjung ke sejumlah wilayah di Kepri, seperti Bintan dengan potensi wisata di Lagoi dan daerah lainnya.
Yang jelas, Dubes Scot melihat banyak kesempatan besar untuk perusahaan AS dan Indonesia untuk melakukan kerja sama, termasuk industri kreatif, seperti pembuatan film animasi.
Rombongan Dubes AS juga melakukan pertemuan dengan Badan Pengelolaan Kawasan Batam. Sebelumnya, mereka mengunjungi kawasan industri Kabil dan Mukakuning.
Sementara menurut Direktur Humas dan PTP BP Batam Dwi Djoko Wiwoho, nilai investasi Amerika di Batam hingga MAret 2012 lalu tembus angka 45,8 juta US dollar berupa investasi murni dan 74,5 juta US dolar lainnya dalam bentuk join investasi.
Jumlah perusahaan Amerika yang beroperasi di Batam sendiri sebanyak 25 perusahaan dimana 15 di antaranya perusahaan murni mereka dan 9 sisanya merupakan perusahaan join.
Bahkan Amerika menempati urut lima besar investasi terbesar di Batam setelah Singapura, Malaysia, Korea dan Cina.
Menurut Scot Alan, penambahan investasi ini merupakan strategi pihaknya untuk meningkatkan hubungan diplomatik Amerika-Indonesia. “Bisnis-bisnis antar ke dua negara adalah salah satu cara meningkatkan gubungan diplomatik,” ujarnya. (spt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar