Tanjungpinang (ANTARA Kepri) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, memublikasikan bahwa deflasi di Batam pada April 2012 hanya 0,02 persen atau terendah di Sumatra.
"Hanya empat kota di Sumatra pada April 2012 yang mengalami deflasi, sementara 12 kota lainnya inflasi. Deflasi terendah di Batam, sedangkan tertinggi di Tanjungpinang mencapai 0,29 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau (BPS Kepri), Badar, di Tanjungpinang, Rabu.
Ia mengungkapkan, inflasi tertinggi tertinggi di Sumatra pada saat itu terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,76 persen, dan inflasi terendah di Kota Bengkulu sebesar 0,03 persen.
Deflasi di Batam disebabkan turunnya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 0,58 persen dan kelompok sandang sebesar 0,34 persen. Sebaliknya, lima kelompok lain justru mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,47 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,35 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen.
"Laju inflasi tahun kalender (Januari-April) 2012 di Batam sebesar 0,21 persen dan laju inflasi 'year on year' (April 2012 dibanding dengan April 2011) di Kota Batam sebesar 3,69 persen," ungkapnya.
Indeks harga konsumen di Batam pada April 2012 turun dari 125,58 pada Maret 2012 menjadi 125,55 atau terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi pada saat itu merupakan deflasi yang kedua selama tahun 2012. Sebelumnya, pada Februari juga deflasi sebesar 0,43 persen.
Perubahan harga pada 79 komoditas menjadi pemicu deflasi di Batam pada April 2012, karena 32 komoditas dan jasa mengalami penurunan harga, antara lain, daging ayam ras, ikan selar, emas perhiasan, kentang, sotong, cabai merah, apel, udang basah, jeruk, ketimun, ikan kembung/gembung, cumi-cumi, dencis, bayam, cabai rawit, lele, obat dengan resep, ayam hidup, dan kembang kol.
Sebaliknya, tercatat 47 komoditas naik harga, antara lain nasi, surat kabar harian, pisang, teri, shampo, kacang panjang, bahan pelumas/oli, sawi hijau, bubur, beras, bensin, bawang putih, bandeng, tomat sayur, cabai hijau, pembalut wanita, jeruk nipis, kompor, dan kol putih.
"Pemicu utama deflasi di Batam maupun Tanjungpinang adalah kelompok bahan makanan dan sandang," ujarnya. (KR-NP/A013)
Editor: Rusdianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar