Ke-16 perwakilan perusahaan itu diantaranya Ascendas, Avaya, Clintec International, Covidien, Diageo, DUA Associates, Exterran, FMC Technologies Singapore Pte Ltd. Selanjutnya, General Atlantic Singapore Fund Management, Knowledge Universe, Laticrete, Nosco, Rajah and Tann, Toll Global Logistics, Hewlet-Packard dan Kraft Foods.
"Mereka datang bersama dengan delegasi Kadin Amerika Serikat, hari ini (kemarin)," kata Direktur Penanaman Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan KPBPB Batam, Dwi Djoko Wiwoho, Senin (14/5).
Turut bersama mereka adalah Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel dan Dubes AS untuk Singapura David Adelman. Menurut Djoko, delegasi dari Negeri Adi Daya itu untuk melihat langsung kondisi dan situasi investasi di kota kepulauan itu.
Di Batam, rombongan Negeri Paman Sam melakukan peninjauan lapangan ke beberapa lokasi, di antaranya ke Kawasan Industri Kabil yaitu Hydrill-Tenaris, Bredero Shaw Indonesia, Pelabuhan Kabil Citranusa, PT Dwi Sumber Arca Waja (DSAW), serta Kawasan Industri Batamindo, Muka Kuning.
Sebelum memulai tur keliling Batam, rombongan menemui Kepala Badan Pengusahaan KPBPB Batam Mustofa Widjaja dan Wakil Kepala BP Batam Manan Sasmita dan pejabat lainnya di Gedung Marketing Centre BP Batam.
Rombongan juga dijadwalkan beramah tamah dengan jajaran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Sebelumnya Gubernur Kepri Muhammad Sani beserta tim mengunjungi beberapa tempat di Washington DC untuk menarik investor AS menanamkan modal di Batam.
Duta Besar Amerika untuk Indonesia, Scot Marciel mengatakan Batam memiliki peluang yang cukup besar untuk mereka melakukan investasi. Sebab iklim investasi di Batam sangat bagus.
" Kami telah melihat sejumlah infrakstruktur dan perizinan yang ada dan seluruhnya sangat mendukung untuk berinvestasi," katanya.
Apa pertimbangan mereka investasi selain iklim kondusif, kata Scot karena ekspor dan impor barang tanpa membayar pajak. Dan ini menjadi salah satu pertimbangannya Batam menjadikan tempat berinvestasi.
"Total nilai investasi Amerika yang masuk ke Indonesia telah mencapai US$150 miliar. Nilai paling besar kalau dibandingkan dengan negara lainnya," ungkapnya.
Indonesia katanya merupakan negara investasi terbesar kedua tujuan Amerika yang ada di dunia. Untuk PT Caterpillar sendiri saja telah melakukan investasi di Indonesia sebesar US$150 juta.
Ketua BP Batam Mustofa Widjaja mengatakan pertemua yang baru pertama kali dilakukan ini masih dalam tahap penjajakan saja.
"Perwakilan yang berkunjung semua nantinya akan mengkomunikasikan kepada pihak-pihak terkait. Jadi prosesnya masih panjang," ungkapnya.
PMA
Selama April, nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) terealisasi di Batam sebanyak empat perusahan mencapai US$2 juta. Sedangkan untuk perluasan terdapat dua perusahaan dengan nilai mencapai US$29,5 juta.
Humas BP Batam Ilham Eka Hartawan mengatakan hal itu kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (14/5).
Kata Ilham, dua perusahaan yang melakukan perluasan itu dapat menyerap sebanyak 100 tenaga kerja. Perusahaan tersebut bergerak di bidang oil end gas, kontruksi dan pabrik rokok dan telah memiliki izin lengkap.(cw57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar