Jumat, 31 Oktober 2014 (Sumber : Antara Kepri)
Batam (Antara Kepri) - Wali Kota Batam, Kepulauan Riau, Ahmad Dahlan menyerukan seluruh instansi terkait untuk menyelamatkan Bukit Clara, yang beberapa waktu lalu digunduli dan dipotong-potong kontraktor.
"Kami harus selamatkan Bukit Clara," kata Wali Kota Batam Ahmad Dahlan di Batam, Jumat.
Wali Kota mengaku sudah menginstruksikan dinas terkait untuk menyetop perizinan pemotongan bukit yang pada puncaknya ditanamkan huruf-huruf besar bertuliskan Welcome to Batam.
"Pemotongan Bukit Clara itu ada izin, tapi setelah dicek pelaksanaannya tidak benar, melanggar koordinat yang ditentukan, caranya tidak berturap, sehingga rawan rusak," kata dia.
Penggundulan Bukit Clara menyebabkan daerah resapan air di Batam berkurang, sehingga mengakibatkan gedung-gedung yang terletak di bawahnya kerap banjir. Termasuk Gedung Bersama milik Pemkot Batam.
Wali Kota meminta agar bentuk Bukit Clara dikembalikan seperti semula. Seluruh tanah yang sudah dipotong-potong harus ditanami kembali.
"Saya minta supaya dikembalikan, bagaimana pun caranya. Pemkot akan memanggil pemilik lahan untuk dikembalikan seperti keadaan semula," kata dia.
Ahmad Dahlan juga memerintahkan Kepala Dinas Pertamanan bekerja sama dengan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan untuk menanam pohon kembali di bukit yang semakin gundul.
Mengenai luasan daerah ruang terbuka hijau dan hutan lindung di Batam, ia mengatakan sudah sesuai, bahkan saat ini mencapai 33 persen dari keseluruhan wilayah Batam. Padahal aturan menyebutkan hanya 30 persen.
"Tidak ada masalah tentang luasan. Tapi pelaksanaannya tidak benar. Karena apabila berkurang, itu melanggar UU," kata dia.
Wali Kota juga membantah adanya perbedaan persepsi antara Pemkot Batam dengan Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sebagai pemegang hak kelola lahan Pulau Batam terkait nasib Bukit Clara.
"Saya yakin OB (BP-red) punya semangat yang sama," kata dia. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar