Batam – Nilai dana yang diterima BP Batam dari hasil investasi asing mencapai 151.568.947 Dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,8 triliun, pada periode Januari sampai September 2014. Perusahan yang berinvestasi berasal dari Singapura, Australia, Amerika Serikat, dan lainnya.
Direktur Investasi dan Promosi BP Batam Purnomo Andi Antono, Selasa (21/10), mengatakan, nilai invetasi tahun ini itu tergolong tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai investasi itu diakui menjadi gambaran daya tarik Batam sebagai daerah investasi.
“Sejak tahun lalu hingga September, sudah ada sekitar 46 usaha yang direalisasikan,” bebernya.
Selain itu, ada juga realisasi investasi dalam bentuk pengembangan atau perluasan usaha. Pada periode itu, perluasan usaha mencapai 117 juta Dolar AS dari 18 perusahaan.
Diperkirakan, jika perkembangan politik Indonesia membaik, investor yang menyatakan tertarik masuk akan merealisasikan investasinya.
Diharapkan, sebelum akhir tahun 2014 ini, Batam dan Indonesia tetap kondusif. Sehingga, realisasi investasi meningkat. Sebagaimana diketahui, kondisi keamanan dan kenyamananBatam akan dipengaruhi pembahasan upah minimum kota (UMK).
Diharapkan, sebelum akhir tahun 2014 ini, Batam dan Indonesia tetap kondusif. Sehingga, realisasi investasi meningkat. Sebagaimana diketahui, kondisi keamanan dan kenyamananBatam akan dipengaruhi pembahasan upah minimum kota (UMK).
“Kami harapkan, Batam aman dan tidak ada kericuhan terkait UMK. Sehingga, investor nyaman,” ujarnya.
Di antara banyak perusahaan yang mendaftar tahun ini, ada dua yang menunggu insentif fiskal. Diperkirakan, pemerintah Joko Widodo akan mewujudkan pemberian insentif fiskal bagi para investor. Dua perusahaan yang mengajukan insentif tax holiday itu antara lain, PT Caterpillar Indonesia dari Amerika Serikat dan PT Yokohama Industrial Products Manufacture.
Perusahaan yang didirikan oleh Yokohama Rubber Co, Ltd tersebut melakukan kajian agar mendapatkan tax holiday atau tax allowance. Yokohama membangun pabrik untuk memproduksi peralatan pendukung minyak dan gas di Kabil Industrial Estate, dengan target operasi mulai Juni 2015.
“Tahun ini, memang ada peningkatan permintaan untuk investasi. Tapi, kami masih menunggu kebijakan pemerintahan yang baru,” sebut Purnomo.Bidang usaha yang banyak mendapat minat investor lebih kepada padat modal. Tapi, minat itu belum terealisasi.
“Realisasi investasi sebenarnya tidak banyak perkembangan, walau yang tertarik banyak. Tapi nilai investasinya meningkat,” sambung Purnomo.
Pihaknya berharap, dalam mendorong peningkatan realisasi investasi secara lebih baik, dibutuhkan penyempurnaan aturan ketenagakerjaan. Diharapkan, warga Batam bersama-sama menjaga kondisi Batam tetap kondusif.
“Kalau situasi kondusif untuk berinvestasi, maka pendaftaran investasi baru akan mencapai 510 juta dolar ASdari 106 perusahaan,” jelas Purnomo. (MARTUA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar