BATAM (BP) - Terbitnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 867 Tahun 2014 yang merevisi SK Menhut Nomor 463 Tahun 2013 tak otomatis membuat status kawasan Rempang dan Galang berubah fungsi. Badan Pengusahaan (BP) Batam pun tak bisa langsung menawarkan kawasan tersebut ke investor karena pemerintah belum menunjuk instansi mana yang berhak mengelolanya.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, lahan di Rempang dan Galang (Relang) akan dibangun kawasan industri, perumahan dan pariwisata. Tetapi hingga saat ini pihaknya, masih menunggu pelimpahan Relang tersebut untuk dikelola BP Batam.
”Jadi status yang mengelola itu sampai sekarang belum ditentukan. Tetapi peruntukan lahan itu memang sudah ada dan itu ada di Perpres,” katanya.
Djoko mengatakan pihaknya akan segera menawarkan lahan Relang jika mereka sudah menerima keputusan dan pelimpahannya. Ia mengatakan bahwa saat ini status lahan itu masih status quo.
Terkait SK Menhut Nomor 867 Tahun 2014, Djoko mengatakan hampir semua keinginan Batam sudah terakomodir. Kawasan yang ber-Dampak Penting dan Cakupan Luas dan Bernilai Strategis (DPCLS) sudah dibebaskan.
”Yang paling banyak kawasan DPCLS adalah di Batuaji dan Sagulung. Semua sudah bebas, termasuk kawasan perkantoran Batam Center yang sempat masuk kawasan DPCLS,” katanya.
Sebelumnya Gubernur Kepri HM Sani mengatakan dengan keluarnya SK 867, BP Batam sudah langsung bisa jalan dan menawarkan investasi di Relang. Termasuk untuk menjalankan kembali investasi yang sebelumnya terkendala.
Rempang adalah sebuah pulau berjarak 2,5 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam. Luasnya 165,83 kilo meter persegi atau 27 persen luas Singapura. Sedangkan Galang terletak sekitar 350 kilometer di sebelah tenggara Pulau Rempang dengan luas sekitar 80 kilometer persegi atau 13 persen luas Singapura.
Rempang-Galang berbatasan dengan Selat Singapura di sebelah utara, di sebelah timur dengan Kecamatan Bintan Utara Bintan, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Senayang Bintan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Moro Karimun.
Bersama Batam, kawasan Rempang-galang masuk wilayah pengembangan Barelang seluas 715 kilometer persegi atau sekitar 115 persen luas Singapura. Secara topografi Rempang-Galang tidak mempunyai daratan dengan ketinggian lebih dari 50 meter. Tanahnya tidak tergolong subur. Tanah permukaan (top soil) pada umumnya hanya memiliki unsur hara yang tipis (tidak sampai 1 meter). Bila dikupas, maka lapisan di bawahnya adalah tanah kuarsa, batuan kapur, dan cadas. Faktor yang menguntungkan pulau-pulau tersebut hanyalah posisinya yang relatif strategis, dekat dengan Singapura, lingkungannya masih belum tercemar, dan masih tertutup hutan alam.
Dibandingkan Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang hingga saat ini belum menjadi konsentrasi penduduk. Kepadatan penduduk di Pulau Galang (Kecamatan Galang) adalah yang terendah dibandingkan kecamatan lainnya di Kota Batam.
Hal ini karena perkembangan dan ketersediaan sarana dan prasarana di Pulau Rempang dan Galang belum sebagus Pulau Batam.
Bersama Batam, pulau-pulau di kawasan Rempang-Galang seperti Tonton, Nipah, Setokok, Rempang, Galang dan Galang Baru, masuk kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Rempang-Galang menjadi perhatian dunia setelah adanya rencana pengembangan pusat riset bioteknologi berskala internasional di sebelah timur pulau tersebut (Bioisland). Di situs http://www. penataanruang.net, ada tiga perusahaan yang berminat mendirikan pusat risetnya di Bioisland, yaitu perusahaan dari Jepang untuk mengembangkan jenis obat-obatan baru, Amerika Serikat yang tertarik mengembangkan produk tanaman pertanian, dan Jerman yang akan melakukan kerja sama riset ikan kerapu.
Kawasan Rempang Galang juga memiliki potensi pariwisata. Saat ini terdapat beberapa rencana pengembangan objek dan paket wisata di kawasan ini yaitu wisata pantai dan hutan terpadu (integrated resort) di Pulau Rempang, wisata pantai dan agro terpadu di Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Saat ini beberapa di antaranya sudah jadi tujuan wisata seperti kamp eks pengungsi Vietnam dan Laos, Desa Sijantung, pantai Melur di Pulau Galang, agro wisata dan lainnya. (ian/hgt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar