Jumat, 14 June 2013 (sumber : Haluan Kepri)
BATAM CENTRE (HK) - Utusan Pemerintah Republik Timor Leste rencananya
akan berkunjung ke Batam untuk belajar mengenai kawasan Free Trade Zone
(FTZ), Senin (17/6). Utusan tersebut dipimpin Mantan Perdana Menteri
Timor Leste Mari Alkatiri.
Direktur PTSP dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, keinginan mereka belajar FTZ, karena mereka akan membuat kawasan sejenis di daerahnya.
Dipilihnya Batam, menurut Djoko, karena dianggap lebih maju dan berpengalaman, karena sudah ada sejak 1971. Selain studi banding, rombongan Mari, rencananya akan meninjau beberapa kawasan industri, seperti Batamindo, kawasan Industri Kabil dan tempat-tempat wisata di Nongsa.
Schedule pertemuannya, kata Djoko, akan dilakukan pada pukul 09.00 WIB di gedung Marketing Centre BP Batam. Disana akan dipresentasikan mengenai kawasan FTZ di Batam.
" Pertemuannya, paling sekitar dua jam, kita presentasikan. Setelah itu langsung meninjau beberapa kawasan Industri dan tempat wisata di Batam," katanya.
Di hari kedatangan rombongan Timor Leste, BP Batam juga akan menerima tamu dari Rusia. Rombongan dari organisasi sejenis Kadin itu akan menindaklanjuti MoU yang pernah dilakukan antara BP Batam dan Tomsk (Kawasan Industri Spesial Ekonomi Zone di Rusia) yang dilakukan pada 2011 di Batam.
Kata Djoko, MoU yang dilakukan merupakan kerja sama kedua belah pihak untuk saling bertukar Informasi, sejak 2011 lalu.
" Kita akan terima pukul 13.30 Wib, orang dari Rusia. Ada yang datang dari Jakarta dan ada yang langsung dari Rusia, mewakil Tomsk. Selain pertukaran informasi, mereka juga akan belajar program perpajakan di FTZ," kata Djoko.
Kedatangan orang Rusia, kata Djoko lagi, BP Batam juga akan belajar atau ingin mengetahui kebiasaan-kebiasaan atau budaya investor mereka. Dengan begitu, diharapkan kedepan investor dari negara tersebut ada masuk ke Batam.
Saat ini, investor dari negara itu belum ada masuk ke Batam. Sebelumnya, sudah pernah ada berencana, tapi belum ada realisasi, selain permintaan lahan yang begitu luas.
" Mereka (investor Rusia) pernah datang. Tapi kita tak punya lahan, sebab mereka minta luas sekali. Selain itu, mereka minta kawasan khusus untuk industri Rusia saja. Kita lihat dulu, kita minta rencananya, tapi tak ada kembali," katanya. (mnb)
Direktur PTSP dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, keinginan mereka belajar FTZ, karena mereka akan membuat kawasan sejenis di daerahnya.
Dipilihnya Batam, menurut Djoko, karena dianggap lebih maju dan berpengalaman, karena sudah ada sejak 1971. Selain studi banding, rombongan Mari, rencananya akan meninjau beberapa kawasan industri, seperti Batamindo, kawasan Industri Kabil dan tempat-tempat wisata di Nongsa.
Schedule pertemuannya, kata Djoko, akan dilakukan pada pukul 09.00 WIB di gedung Marketing Centre BP Batam. Disana akan dipresentasikan mengenai kawasan FTZ di Batam.
" Pertemuannya, paling sekitar dua jam, kita presentasikan. Setelah itu langsung meninjau beberapa kawasan Industri dan tempat wisata di Batam," katanya.
Di hari kedatangan rombongan Timor Leste, BP Batam juga akan menerima tamu dari Rusia. Rombongan dari organisasi sejenis Kadin itu akan menindaklanjuti MoU yang pernah dilakukan antara BP Batam dan Tomsk (Kawasan Industri Spesial Ekonomi Zone di Rusia) yang dilakukan pada 2011 di Batam.
Kata Djoko, MoU yang dilakukan merupakan kerja sama kedua belah pihak untuk saling bertukar Informasi, sejak 2011 lalu.
" Kita akan terima pukul 13.30 Wib, orang dari Rusia. Ada yang datang dari Jakarta dan ada yang langsung dari Rusia, mewakil Tomsk. Selain pertukaran informasi, mereka juga akan belajar program perpajakan di FTZ," kata Djoko.
Kedatangan orang Rusia, kata Djoko lagi, BP Batam juga akan belajar atau ingin mengetahui kebiasaan-kebiasaan atau budaya investor mereka. Dengan begitu, diharapkan kedepan investor dari negara tersebut ada masuk ke Batam.
Saat ini, investor dari negara itu belum ada masuk ke Batam. Sebelumnya, sudah pernah ada berencana, tapi belum ada realisasi, selain permintaan lahan yang begitu luas.
" Mereka (investor Rusia) pernah datang. Tapi kita tak punya lahan, sebab mereka minta luas sekali. Selain itu, mereka minta kawasan khusus untuk industri Rusia saja. Kita lihat dulu, kita minta rencananya, tapi tak ada kembali," katanya. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar