Selasa, 18 Juni 2013 (sumber : Posmetro Batam)
METRO: Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Mari Alkatiri mempelajari lebih jauh mengenai kawasan perdagangan bebas di Batam. Ini disampaikannya sesaat setelah mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Mustofa Widjaya, Senin (17/6).
Ia memaparkan, tujuan kunjungannya adalah untuk melihat status FTZ (Free Trade Zone) yang sudah berjalan di Batam. “Di sini kami melihat bagaimana, seperti apa saja yang diperlukan di wilayah FTZ.
Kemudian kita juga akan melihat seperti apa sulitnya menjalani status wilayah FTZ,” urainya di hadapan wartawan.
Pihaknya akan membangun proyek-proyek praktis yang akan diterapkan di negaranya. Tidak hanya itu,
pemerintahnya juga akan membangun pusat bisnis di Timor Leste. Utusan
negara dan pemerintah Timor Leste untuk membangun kerjasama ekonomi iini
menambahkan, pihaknya juga tidak akan mengulangi apabila ada kesalahan
dengan berlakunya kawasan FTZ.
“Dari 27 kawasan FTZ yang ada, Batam adalah daerah yang sangat dekat dengan wilayah Timor Leste. Selain itu, Batam merupakan wilayah FTZ terlama di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BP Batam, Mustofa Widjaya mengatakan hal yang sama. “Ini dalam rangka studi banding. Dari situ, Batam salah satunya dan sangat dekat. Kalau ada kesalahan nantinya mereka tidak akan mengulang kesalahan dan mereka akan meniru kesuksesan yang ada di FTZ Batam,” tuturnya.
Selain Mari Alkatiri, ikut di rombongan antara lain Filomeno Aleixo, mantan Wakil Menteri Aparatur Negara dan Penata Wilayah, Arif Abdullah Sagran selaku Staf Ahli dan Komisioner KPU Timor Leste serta Liona Monteiro, bekas Kepala Kantor Perdana Menteri Timor Leste.(ams)
BATAM,Ia memaparkan, tujuan kunjungannya adalah untuk melihat status FTZ (Free Trade Zone) yang sudah berjalan di Batam. “Di sini kami melihat bagaimana, seperti apa saja yang diperlukan di wilayah FTZ.
Kemudian kita juga akan melihat seperti apa sulitnya menjalani status wilayah FTZ,” urainya di hadapan wartawan.
“Dari 27 kawasan FTZ yang ada, Batam adalah daerah yang sangat dekat dengan wilayah Timor Leste. Selain itu, Batam merupakan wilayah FTZ terlama di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BP Batam, Mustofa Widjaya mengatakan hal yang sama. “Ini dalam rangka studi banding. Dari situ, Batam salah satunya dan sangat dekat. Kalau ada kesalahan nantinya mereka tidak akan mengulang kesalahan dan mereka akan meniru kesuksesan yang ada di FTZ Batam,” tuturnya.
Selain Mari Alkatiri, ikut di rombongan antara lain Filomeno Aleixo, mantan Wakil Menteri Aparatur Negara dan Penata Wilayah, Arif Abdullah Sagran selaku Staf Ahli dan Komisioner KPU Timor Leste serta Liona Monteiro, bekas Kepala Kantor Perdana Menteri Timor Leste.(ams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar