Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 12 Juni 2013

Invest di Batam, GMF Tangani Pesawat Besar

Sabtu, 08 Juni 2013  (sumber : Haluan Kepri)
 
BATAM CENTRE (HK) - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia  memastikan akan membangun perusahaan Maintenance, Repair, Overhaul (MRO)
di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Kepastian tersebut didapat setelah pihak GMF melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam,  Jumat (7/6).

Hanya saja, MRO yang akan dibangun oleh GMF itu, akan berbeda dengan rencana mereka membangun di Bandara Internasional Kualanamo, Sumatera Utara. Menurut Dirut PT GMF Richard Budihadianto, untuk di Batam, akan memfokuskan pesawat berbadan besar.

" Sekarang kita kan sedang membangun di Kualanamo. Tapi, tentu berbeda antara Batam dan Kualanamo. Bedanya, ditingkat perawatan tertentu dan tipe pesawat tertentu. Batam diharapkan, tingkat Overhaul atau pesawat yang berbadan besar," kata Richard, usai penandatangan MoU dengan Kepala BP Batam Mustafa Widjaya, di lantai 8 gedung BP Batam.

Ia menjelaskan, saat ini GMF sudah ada beberapa daerah, seperti Sulawesi, Bali, Kualonamo, Jakarta dan rencananya Batam. Menentukan Batam, sebab sebagai kawasan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana pertumbuhan industri nasional maupun internasional sangat signifikan. Kemudian, berdampak pada perkembangan industri penerbangan dengan semakin banyaknya rute penerbangan nasional maupun Internasional

Untuk pembangunan di Batam, kata Richard, pihaknya menunggu kajian dari tim kecil dari BP Batam dan GMF.  Tim tersebut akan melihat bagaimana perencanaan kedepan. Oleh karena itu, pihaknya masih menunggu kajian dari kecil.

" Kita sepakat bentuk tim kecil. Tim ini nanti yang akan bekerja, bagaima mekanisme kedepanya. Kita harapkan tim ini secepatnya bekerja dan kita siap membangun. Jelasnya, kita tertarik mengembangkan kapasitas di Batam karena kebutuhan laham dapat dipenuhi dengan masa sewa selama 30 tahun sehingga secara bisnis cukup layak untuk dilakukan investasi," katanya.

Apalagi, di Batam merupakan daerah yang berseberangan langsung dengan Singapura. Sebagaimana diketahui, di sana menjadi kantor perwakilan banyak supplier dan vendor industri pendukung perawatan pesawat.

"Ini kita kalau investasikan, ketika lahan sudah datar, kita perkirakan USD70 juta hingga USD100 juta. Kalau lahannya siap bangun ya," katanya.

Sementara itu Mustofa Widjaya mengatakan, pihaknya sangat bersyukur GMF bisa masuk ke Batam. Sebagai, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), Batam harus dimanfaatkan.

" Batam bebas PPMBN, yang diatur undang-undang. Ini harus dimanfaatkan semua untuk menarik investasi di Batam. Ini yang kita kerjasamakan, dengan memanfaatkan semua kelebihan Batam yang tidak bertentangan dengan law (hukum)," katanya.

Sementara itu, dari pertemuan pihak GMF dengan BP Batam, dari USD 900 Juta market MRO di Indonesia, baru sekitar USD 270 Juta atau setara dengan 30 persen bisa dilaksanakan di dalam negeri. Sementara sisanya dilaksanakan diluar negeri. Menurut Richard, dari 30 persen tersebut, 70 persen diantaranya dilakukan oleh GMF.

Industri pesawat terbang di Indonesia terus berkembang, dan diperkirakan di Indonesia pada 2015, bisa mencapai USD 2 miliar. Karena itu, pihaknya terus mengembangkan industri MRO di Indonesia.

"Pendapatan kita, sebesar USD60 juta dari luar negeri atau sekitar 25 hingga 30 persen dari seluruh pendapat kita," kata Richard.

Sebelumnya,  Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan mengatakan, GMF sediktinya membutuhkan lahan 48 hektare untuk membangun MRO. Dimana, dengan masuknya GMF, di Hang Nadim akan dibangun tiga pusat perbaikan pesawat terdiri dari GMF, MRO milik Lion Grup, dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM).(mnb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar