Rabu, 29 May 2013 (sumber : Haluan Kepri)
Kasi Jaringan Drainase, Utilitas dan Pematangan Lahan Wulung Dahana mengatakan, banjir yang melanda beberapa titik di Batam penyebab dominan adalah saluran tersumbat. Karena penghuni bangunan juga menjadikan drainase sebagai tempat pembuangan sampah.
" Semua bangunan yang menyebabkan banjir akan ditertibkan. Dimana, hasil temuan BP Batam, ratusan bangunan berdiri di atas saluran. Ini akan dibongkar, karena menyalahi aturan dan juga menjadi faktor penyebab banjir. Dari studi awal, salah satu penyebab banjir itu," kata Wulung, kemarin.
Meski belum mendata berapa jumlah pastinya bangunan di atas drainase, Wulung mengatakan bangunan tersebut menyebabkan saluran semakin kecil. Hal itu paling banyak ditemukan di wilayah Nagoya dan Jodoh.
Dengan melihat kondisi kios dan tempat tinggal di wilayah Jodoh dan Nagoya, halaman depannya bersih. Namun salurannya tersumbat. Penghuni berjualan, tapi membuang sampah di saluran belakang.
"Mereka tidak punya sistem pengelolaan sampah, sehingga masuk saluran,"tambah Wulung.
Dari studi yang sudah disimpulkan Pemko Batam dan BP Batam, penyebab banjir termasuk bangunan liar, pemeliharaan saluran yang kurang, ketidaksedianya saluran, koordinasi, pengawasan dan penindakan.
"Minimnya anggaran dan kurangnya kesadaran masyarakat, menjadi penyebab banjir di semua tempat di Batam," imbuh Wulung.
Dari studi yang dilakukan, 15 titik banjir karena bangunan ruli dan bangunan tambahan yang tidak ada ijin. Delapan titik akibat sumbatan dan saluran. Enam titik akibat saluran kapasitasnya kurang besar, lima titik diakibatkan cut and fill dan saluran yang belum permanen dan kecil, Lima titik banjir akibat dimensi saluran kecil dan tertutup. Dua titik belum permanen sehingga rawan longsor. Satu titik banjir akibat murni penyumbatan. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar