JAKARTA—Pelaku usaha transportasi laut mendesak moratorium rencana
penarikan tarif yang bakal diberlakukan operator di sejumlah pelabuhan
karena dinilai bertolak belakang dengan konsep pendulum nusantara yang
digagas pemerintah.
Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut Kadin Indonesia Carmelita Hartoto mengatakan sejumlah pelabuhan di Indonesia, termasuk yang masuk ke dalam rencana jaringan pendulum nusantara akan menaikkan tariff, bahkan sebagian sudah menaikkan tarif sehingga berdampak terhadap biaya logistik.
Penaikan tarif itu, tegasnya, tak sesuai dengan program pemerintah menurunkan biaya logistik menjadi 10% dalam beberapa tahun ke depan guna menghadapi implementasi masterplan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Pelabuhan Belawan, Medan, misalnya, menaikkan tarif terminal handling charge atau THC domestik 20% dari Rp500.000 menjadi Rp600.000 per kontainer, sedangkan Pelabuhan Pontianak akan menaikan tarif dari Rp275.000 menjadi Rp550.000 per kontainer.
“Kalau bisa turun, paling tidak moratorium. Bagaimana logistik laut akan turun 50%, sementara biaya terbesar ada di pelabuhan? Apa mungkin tarif di pelabuhan diturunkan? Sementara baru-baru ini, Belawan sudah menaikkan tarif?” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Dia mengatakan konsep pendulum nusantara yang merupakan upaya dalam menghubungkan pelabuhan besar dari Sumatra hingga Papua guna menciptakan koridor utama kelautan itu positif tetapi perlu pembenahan infrastruktur di pelabuhan.
Pembenahan itu misalnya terkait dengan kedalaman laut di dermaga setiap pelabuhan dalam Pendulum Nusantara itu harus sama 12 meter karena menggunakan kapal dengan kapasitas 3.000 TEUs (twenty-foot equivalent units).
Selain itu fasilitas yang ada juga mesti sama antara setiap pelabuhan yang terhubung terutama Pelabuhan Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong.(msb)
Ketua Komite Tetap Perhubungan Laut Kadin Indonesia Carmelita Hartoto mengatakan sejumlah pelabuhan di Indonesia, termasuk yang masuk ke dalam rencana jaringan pendulum nusantara akan menaikkan tariff, bahkan sebagian sudah menaikkan tarif sehingga berdampak terhadap biaya logistik.
Penaikan tarif itu, tegasnya, tak sesuai dengan program pemerintah menurunkan biaya logistik menjadi 10% dalam beberapa tahun ke depan guna menghadapi implementasi masterplan Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Pelabuhan Belawan, Medan, misalnya, menaikkan tarif terminal handling charge atau THC domestik 20% dari Rp500.000 menjadi Rp600.000 per kontainer, sedangkan Pelabuhan Pontianak akan menaikan tarif dari Rp275.000 menjadi Rp550.000 per kontainer.
“Kalau bisa turun, paling tidak moratorium. Bagaimana logistik laut akan turun 50%, sementara biaya terbesar ada di pelabuhan? Apa mungkin tarif di pelabuhan diturunkan? Sementara baru-baru ini, Belawan sudah menaikkan tarif?” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Dia mengatakan konsep pendulum nusantara yang merupakan upaya dalam menghubungkan pelabuhan besar dari Sumatra hingga Papua guna menciptakan koridor utama kelautan itu positif tetapi perlu pembenahan infrastruktur di pelabuhan.
Pembenahan itu misalnya terkait dengan kedalaman laut di dermaga setiap pelabuhan dalam Pendulum Nusantara itu harus sama 12 meter karena menggunakan kapal dengan kapasitas 3.000 TEUs (twenty-foot equivalent units).
Selain itu fasilitas yang ada juga mesti sama antara setiap pelabuhan yang terhubung terutama Pelabuhan Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong.(msb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar