Direktorat Penanggulangan Bahaya Kebakaran Badan Pengusahaan atau BPK-BP Batam, Kepulauan Riau, menyatakan panas yang tinggi dan angin kencang pada Januari hingga April beresiko kebakaran hutan.
"Setiap tahun rata-rata 50 hektare areal semak-semak dan hutan di Batam terbakar. Kasus paling banyak terjadi pada Januari-April karena cuaca kering dan panas," kata Kasubdit Direktorta PBK BP Batam, Gunadi di Batam.
Gunadi mengatakan lahan yang terbakar sering terjadi dikawasan hutan lindung, konservasi, lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar pada hampir seluruh wilayah Batam termasuk Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Selain kekeringan, yang menjadi penyebab utamanya adalah ulah manusia, dengan keteledoran membuang sisa rokok sembarangan, atau membuat api pada wilayah kering," kata dia.
Kebakaran terakhir, kata dia, terjadi pada kawasan hutan lindung seluas sekitar satu hektare di Sei-Ladi, Baloi, Lubuk Baja, Kota Batam.
Gunadi mengimbau pada seluruh warga agar tidak sembarangan membuang sampah karena pada kondisi kering sangat rentang mengakibatkan kebakaran.
Khusus untuk di Sei-Ladi, kata dia, BP Batam akan amenutup akses pemancingan pada kawasan danau buatan sekitar area kebakaran agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kawasan tersebut dibawah pengawasan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau karena merupakan area resapan air untuk waduk Sei-Lagi. Jadi kelestarian hutannya harus dijaga, agar pasokan air tidak surut," kata Gunadi.
Untuk wilayah Bandara Internasional Hang Nadim, kata dia, BP Batam sudah membangun pos pemadam agar setiap kali terjadi kebakaran cepat teratasi agar tidak amengganggu penerbangan.
"Khusus bandara sudah ada tim yang disiagakan. Karena bila terjadi kebakaran bisa menganggu penerbangan. Sementara jumlah penerbangan di bandara tersebut lebih dari 100 kali per tahun," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar