BATAM--Realisasi penerimaan Bea Keluar di Batam selama tahun 2012
sebesar Rp803 miliar, lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar
Rp860 miliar.
Kepala Kantor Bea Dan Cukai Tipe B Batam Untung Basuki mengatakan penurunan Harga Patokan Ekspor (HPE) rata-rata bulanan dan Jenis Crude Palm Oil (CPO) produk yang diekspor dengan tarif Persetujuan Ekspor (PE) yang lebih kecil atau bahkan 0% menyebabkan penerimaan Bea Keluar lebih rendah dari target.
"Realisasi penerimaan Bea Keluar sebesar 93,38%. Penyebab penerimaan Bea Keluar tidak mencapai target dipengaruhi oleh HPE rata-rata yang cenderung turun serta tarif ekspor yang turun bahkan menjadi 0% untuk beberapa produk mulai bulan Juni," katanya, Senin (14/1/2013).
Untung menjelaskan realisasi penerimaan bulanan sebenarnya sangat fluktuatif dimana penerimaan bea keluar tertinggi tercatat terjadi pada bulan Maret sebesar Rp147 miliar, sedangkan yang terendah pada bulan Juni sebesar Rp27 miliar. Adapun sejak bulan September hingga Desember 2012 cenderung menurun.
Pada bulan Maret saat penerimaan tertinggi jumlah netto produk penyumbang bea keluar juga mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Selain itu, pada Maret HPE rata-rata juga berada pada posisi cukup tinggi yaitu US$1.105,7 /MT.
Selama Juni-September, lanjut Untung, terjadi hal yang berbeda dilihat dari jumlah netto produk ekspor yang cenderung mengalami kenaikan tetapi kontribusi terhadap penerimaan mengalami mulai bulan September.
"Padahal pada Oktober dan November realisasi ekspor produk penyumbang bea keluar lebih tinggi dibanding pada bulan Maret," tuturnya.
Selain itu, Untung menambahkan realisasi penerimaan Bea Masuk selama 2012 sebesar Rp122 miliar, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp81 miliar.
Ia menyebutkan komoditi Bea Masuk bayar terbesar disumbangkan oleh pembuluh, pipa dan profil berongga, tanpa kampuh, dari bes (selain besi tuang) atau baja dengan HS code 7304.
"Angka realisasi penerimaan Bea Masuk selama 2012 149,74%." kata dia.(k17/k59)
Kepala Kantor Bea Dan Cukai Tipe B Batam Untung Basuki mengatakan penurunan Harga Patokan Ekspor (HPE) rata-rata bulanan dan Jenis Crude Palm Oil (CPO) produk yang diekspor dengan tarif Persetujuan Ekspor (PE) yang lebih kecil atau bahkan 0% menyebabkan penerimaan Bea Keluar lebih rendah dari target.
"Realisasi penerimaan Bea Keluar sebesar 93,38%. Penyebab penerimaan Bea Keluar tidak mencapai target dipengaruhi oleh HPE rata-rata yang cenderung turun serta tarif ekspor yang turun bahkan menjadi 0% untuk beberapa produk mulai bulan Juni," katanya, Senin (14/1/2013).
Untung menjelaskan realisasi penerimaan bulanan sebenarnya sangat fluktuatif dimana penerimaan bea keluar tertinggi tercatat terjadi pada bulan Maret sebesar Rp147 miliar, sedangkan yang terendah pada bulan Juni sebesar Rp27 miliar. Adapun sejak bulan September hingga Desember 2012 cenderung menurun.
Pada bulan Maret saat penerimaan tertinggi jumlah netto produk penyumbang bea keluar juga mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Selain itu, pada Maret HPE rata-rata juga berada pada posisi cukup tinggi yaitu US$1.105,7 /MT.
Selama Juni-September, lanjut Untung, terjadi hal yang berbeda dilihat dari jumlah netto produk ekspor yang cenderung mengalami kenaikan tetapi kontribusi terhadap penerimaan mengalami mulai bulan September.
"Padahal pada Oktober dan November realisasi ekspor produk penyumbang bea keluar lebih tinggi dibanding pada bulan Maret," tuturnya.
Selain itu, Untung menambahkan realisasi penerimaan Bea Masuk selama 2012 sebesar Rp122 miliar, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar Rp81 miliar.
Ia menyebutkan komoditi Bea Masuk bayar terbesar disumbangkan oleh pembuluh, pipa dan profil berongga, tanpa kampuh, dari bes (selain besi tuang) atau baja dengan HS code 7304.
"Angka realisasi penerimaan Bea Masuk selama 2012 149,74%." kata dia.(k17/k59)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar