Jumat, 18 Januari 2013 (Sumber : Tribun Batam)
Industri
pelabuhan dan kepelabuhanan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam menyumbang Rp120 miliar untuk APBN 2012. Angka itu akan
meningkat di tahun 2013 menyusul kebijakan negara Singapura yang
membatasi industri pelayaran sehingga peluang Batam untuk mengambil
alihnya.
"Pendapatan pelabuhan Batam yang
disetor ke Pendapatan Negara Bukan Pajak Rp120 miliar pada 2012," kata
Kepala Kantor Pelabuhan Batam Hari Setyobudi di Batam, Kamis (17/1).
Ia
mengatakan pendapatan itu yang dihasilkan Badan Pengusahaan KPBPB
Batam, belum ditambah pendapatan dari Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut dari sektor navigasi, sertifikasi dan lainnya. "Kalau di Ditjen
saja, bisa Rp 8 hingga Rp10 miliar," kata dia.
Pendapatan
negara dari bisnis pelabuhan di Batam setiap tahunnya terus meningkat
seiring tren pertumbuhan bisnis maritim. Industri pelabuhan dan
kepelabuhanan di Batam, masih akan terus berkembang, mengingat lokasi
kota yang strategis.
Kepala Bidang Komersial
Pelabuhan Batam, Herry Kaprianto mengatakan semakin banyak kapal yang
singgah di Batam, maka semakin tinggi pendapatan negara dari kawasan
pelabuhan bebas itu. Apalagi, Singapura sudah membatasi industri
pelayaran, sehingga diambil alih Batam. "Singapura, sekarang 'ship to
ship' tidak boleh lagi," kata dia.
Layanan alih
kapal yang sebelumnya diberikan otoritas pelabuhan Singapura kini
menjadi ladang bisnis baru di industri pelayaran Batam. Selain itu,
makin padatnya kapal yang ke negeri jiran juga memberikan keuntungan
bagi pelayaran Batam. "Sebelum kapal dapat tempat di Singapura,
di-'take over' Batam dulu. Karena kalau tidak tepat pada jamnya
didenda," ujarnya.
BP Batam akan menambah
panjang dermaga Pelabuhan Barang Batu Ampar untuk mengatasi antrean
kapal kapal yang akan masuk ke pelabuhan. Menurut Herry, perpanjangan
pelabuhan akan selesai pada 2014 dan bisa digunakan 2015. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar