Kamis, 16-Jan-2013(sumber : Kepribangkit)
BATAM, www.kepribangkit.com – Gelombang aksi demo di Kota Batam cukup meresahkan dunia investasi dan bisnis di kota itu. Bahkan karena aksi demo tersebut beberapa investor yang berniat menanamkan investasinya ke Batam perlahan mundur teratur. Demikian dikatakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri Alfan Suhairi kepada kepribangkit.com, Rabu (16/1).
Menurut Alfan, situasi tentang demo buruh di Batam saat ini tidak hanya menjadi isu lokal tetapi sudah menjadi isu nasional. Hal itu yang kemudian menjadi pertimbangan bagi investor ketika mau menanamkan modalnya di daerah ini. “Banyak investor menarik diri karena masalah demo buruh di Batam,” jelas Alfan.
Tidak hanya masalah demo buruh, persoalan kenaikan UMK yang tidak disetujui kalangan pengusaha juga menjadi pemicu mundurnya investor asing masuk ke Batam. “Pada hal tahun 2013 ini menurut catatan Badan Pengusahaan Batam akan ada 33 investor yang akan masuk. Namun karena ramai masalah demo buruh dan persoalan naiknya UMK, sebagian dari mereka pilih mundur,” jelas Alfan yang juga fungsionaris Golkar Kepri ini.
Di kalangan pengusaha lokal Batam sendiri, katanya, sudah banyak yang menyampaikan keluhannya secara resmi ke Kadin. “Ini masalah serius yang perlu segera dicarikan solusinya. Jangan sampai investasi di Batam hancur karena aksi demo dan masalah kenaikan UMK yang dinilai memberatkan dunia usaha,” tegas Alfan.
Karena itu, kata Alfan, pihak Kadin bersama Pemko dan Badan Pengusahaan Batam akan duduk satu meja untuk mencari solusi terbaik. “Dunia usaha di Batam harus diselamatkan. Perlu segera dirumuskan kebijakan baru antara Pemko, Badan Pengusahaan dan Kadin Batam agar tidak menimbulkan kepanikan yang bisa membahayakan dunia investasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam seminggu terakhir Kota Batam terus dilanda aksi demo buruh. Dari catatan redaksi kepribangkit.com, setidaknya ada tiga aksi buruh dari 3 perusahaan di Batam. Mereka adalah demo buruh PT Ghim Li, PT Yee Wo dan karyawan karaoke Inul Vista.
Ketiga aksi demo tersebut selain menuntut masalah UMK juga meminta perusahaan mengangkat para karyawannya menjadi karyawan tetap dan bukan sistem kontrak. (KB2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar