BADAN Pengusahaan (BP) Kawasan Batam, mampu
menorehkan nilai investasi selama tahun 2012, sekitar 148.781.225 dolar
AS. Atau sekitar Rp1,428 triliun dengan kurs Rp9.650 per dolar AS.
Nilai investasi itu diperoleh dari investasi 48 perusahaan. Ditambah nilai perluasan perusahaan sebanyak 13 perusahaan.
Demikian disampaikan Kabid Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka
Hartawan, di ruang kerjanya. Dijelaskannya, dari investasi 48 perusahaan
sepanjang 2012 itu, nilai investasi masuk Batam, 84.294.378 dolar AS.
Sementara nilai perluasan lahan, sebesar 64.486.847 dolar AS.
”Iklim investasi Batam tahun lalu, sangat kondusif. Ini penyebab,
banyak perusahaan mempercayakan investasinya masuk Batam,” kata dia.
Di antara investor yang masuk Batam sepanjang tahun 2012 itu, menurut
Ilham masih lebih banyak dari kawasan Asia. Di antaranya, Singapura,
Malaysia, Korea Selatan, China, Taiwan, dan Jepang.
”Selain itu, ada juga beberapa negara dari Eropa dan Amerika. Tapi tak sebanyak dari Asia,” imbuhnya.
Selain perusahaan-perusahaan yang investasi itu. Ada juga yang sedang
menyatakan minat untuk investasi di Batam. Aplikasi investasi yang
diajukan 208.566.500 dolar AS.
Aplikasi investasi itu diajukan 89 perusahaan baru. Dia berharap,
perusahaan yang sudah menyampaikan ketertarikannya berinvestasi segera
merealisasikan investasinya.
”Mereka menyatakan minat untuk investasi tahun 2012. Jumlah itu naik
47,95 persen bila dibanding tahun 2011 yang hanya 103.081.403 dolar AS,”
beber Ilham.
Nilai investasi tahun 2011 ini diperoleh dari 91 perusahaan baru dan
64.571.122 dari 22 perusahaan yang melakukan perluasan usaha. Sementara
tahun 2010, jumlah investasi dari perusahaan baru yang masuk ke Batam
sebesar 76.368.459 dolar AS dari 60 perusahaan, sementara perluasan
mencapai 13.496.327 dolar AS dari tiga perusahaan.
”Nilai investasi selama tiga tahun belakangan ini, terlihat jika Batam masih tujuan utama investor asing,” ucap Ilham optimis.
Sementara selama periode tahun 2012, hanya ada satu perusahaan yang
hengkang. Perusahaan itu diakui hengkang karena produk mereka tidak
sesuai dengan permintaan pasar.
”Tentu, perbandingan investasi masuk dan keluar sangat besar. Karena
yang keluar hanya satu perusahaan tahun 2012 dan tiga tahun 2011,”
imbuhnya.(MARTUA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar