- Kamis, 10 January 2013(sumber Haluan Kepri)
" Ketua BP Batam mendatang tidak hanya dituntut memahami investasi dan permasalahannya. Tetapi juga harus berani memberantas praktek-praktek mafia, terutama mafia lahan. Kemudian, yang tak kalah pentingnya adalah visioner dan memahami hakekat pembangunan," kata Uba, kemarin menanggapi akan berakhirnya masa tugas Ketua BP Batam Mustofa Widjaja pada September 2013 ini.
Menurut Uba, pembangunan bukan proyek 20 tahun selesai, tetapi pembangunan adalah proyek yang terus berkelanjutan. Karena itu, seorang Ketua BP Batam juga harus memahami sosialogi dan filosofi dari pembangunan itu sendiri.
" Kita berharap calon Ketua BP Batam yang direkomendasikan mendatang harus mampu melihat persoalan secara komperhensif. Bukan pemimpin yang hanya mementingkan ego sektoral," katanya.
Uba mencontohkan, masalah lahan yang tumpang tindih. Seorang Kepala BP Batam harus mampu mengendalikan direktorat lahan. Tapi yang terjadi saat ini justru terbalik. Kepala BP Batam tidak mampu mengendalikan praktek monopoli dan cendrung mengelokasikan lahan kepada mafia lahan.
Untuk itu, kata Uba, Ketua Dewan Kawasan (DK) BBK mendatang harus teliti dalam merekomendasikan calon Kepala BP Batam kepada pusat. Ini penting mengingat tantangan BP Batam yang semakin berat dan permasalahannya yang semakin kompleks.
Seperti diketahui, menjelang pergantian Ketua BP Batam sejumlah pejabat yang berminat menduduki jabatan tersebut mulai kasak-kusuk melakukan pendekatan. Bahkan, sejak sekarang mereka mulai menyusun kekuatan.
Nama-nama pejabat yang disebut-sebut akan memperebutkan jabatan Ketua BP Batam diantaranya Huzrin Hood, Manan Sasmita, Gani Lasha, Fitrah Kamaruddin, Istono, dan beberapa nama lain. (mnb).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar