Dipublikasikan: redaksi
batamcyberzone.com
Published: 29 April, 2011
Hanya untuk Jasa, Bukan Perumahan
BATAM KOTA (BP) - Kepala Subdirektorat Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, 90 hektare lahan di kawasan Dam Baloi dikuasai 10 pengusaha.
“Peruntukannya semuanya untuk jasa. Bisa saja kondominium, apartemen, mal, ruko, tidak termasuk perumahan,” ujar Djoko kepada Batam Pos di kantornya, Kamis (28/4).
Dia mengatakan, Dam Baloi kini telah menjadi kawasan peruntukan jasa dan bisnis, setelah Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyerahkan surat keputusan pelepasan kawasan hutan Baloi seluas 119,6 hektare menjadi kawasan bisnis, dengan mengeluarkan penetapan kawasan hutan lindung Tembesi seluas 838,8 hektare sebagai hutan pengganti.
“Dari SK yang dilepaskan, hanya 90 hektare saja peruntukan lahan bisnis jasa, sisanya Dam Baloi tak bisa dialokasikan, itu aset OB (BP, red). Itu tetap kita pelihara jadi kawasan hutan dan juga cadangan debit air saja di Batam. Itu bisa menghasilkan debit 460 kubik per menit,” ujar Djoko.
Siapa saja 10 pengusaha yang investasi di hutan Baloi? Menurut Djoko, kebanyakan pengusaha lokal, dan tidak menutup kemungkinan bila perusahaan-perusahaan tersebut bekerja sama dengan investor asing.
“Mereka belum ada yang memulai pematangan lahan. Sepengetahuan kita, pengusaha tersebut belum mengurus izin pendukung seperti IMB dan kajian Amdal dari Pemko,” ujarnya. (cha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar