Ketua Kadin Kota Batam, Nada Fasa Soraya menegaskan, hampir seluruh anggota Kadin Kota Batam melaporkan terkena dampak tsunami Jepang. Jumlahnya sekitar 30-an perusahaan.
"Industri manufaktur yang terdata di Kadin tidak banyak, mereka lebih banyak di Apindo. Rata-rata anggota Kadin yang bergerak di bidang manufaktur mengatakan terkena dampak, jumlahnya sekitar 30-an perusahaan," ujar Nada.
"Imbasnya, terjadi penurunan produksi 30-40 %. Jika gangguan ini berlangsung sampai dua tahun ini, otomatis akan sangat berpengaruh pada perekonomian kita," sambungnya.
Disebutkan Nada, saat ini tim Kadin Kota Batam tengah mengumpulkan informasi serta melakukan survei terhadap perusahaan-perusahaan terkena dampak tsunami Jepang. Proses penumpulan data tersebut diperkirakan memakan waktu satu bulan. Data itu, nantinya akan dilaporkan kepada pemerintah.
"Dalam kondisi saat ini, seharusnya pemerintah memberi kelonggaran pada mereka. Bahkan seharusnya diberi kemudahan-kemudahan. Jangan sampai mereka semakin terbebani. Efeknya sangat besar, tidak lain dan tidak bukan adalah perekonomian kita," tandas Nada.
Hal sama juga disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri, Johannes Kennedy Aritonang mengatakan, dampak tsunami di Jepang memang sangat terasa di Batam.
"Jelas ada gangguan permintaan produk dari Jepang. Akibatnya ekspor dan impor kita pasti berkurang," ujar Johannes.
Bahkan dia memprediksi, dampak negatif tersebut akan berlansung cukup lama yakni sekitar satu sampai dua tahun ke depan. Meski demikian, kata Johannes, kondisi itu tidak perlu diratapi berlama-lama.
Menurut Johannes, peluang relokasi industri dari Jepang ke Batam masih sangat besar. Karena itu berbagai pihak diimbau untuk aktif mempromosikan Batam sebagai daerah tujuan investasi, terutama industri manufaktur.
Promosi Aktif
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kota Batam Ahmad Hijazi menyebutkan, meski belum mendapatkan data pasti jumlah perusahaan yang terkena dampak tsunami di Jepang, namun diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan. Karena banyak industri-industri yang komponen produknya dikirim ataupun didatangkan dari Jepang.
"Sampai sekarang belum ada data pasti berapa perusahaan yang mengalami penurunan order akibat dampak tsunami di Jepang, namun perkiraan kita mencapai ratusan. Karena sebagian besar perusahaan di Batam membuat komponen untuk industri-industri yang ada di Jepang," ujar Hijazi.
Begitupun dampak kerugian materil dan inmateril yang diderita pengusaha di Batam akibat musibah tersebut. Untuk menghitungan matematisnya, sebut Hijazi, perlu kajian dan survei lebih mendalam. Akan tetapi, dari analisis-analisis saat ini, kerugian akibat bencana alam disusul radiasi nuklir dinegara tersebut telah menimubulkan kerugian yang sangat besar.
"Sekarang ini ada salah satu perusahaan di kawasan Industri Mukakuning yang jam kerjanya dalam seminggu hanya tiga hari saja berproduksi. Ini menandakan dampaknya cukup besar. Apakah dari segi ekspor yang berkurang, jam kerja berkurang, akibatnya sudah pasti kesejahteraan pekerja berkurang. Dari segi usaha kepelabuhan, pendapatan usaha kepelabuhan, bisnis peti kemas, semuanya kena dampak. Begitu juga jasa pengiriman barang," sebut Hijazi.
Kendati demikian, kata Hijazi, musibah tersebut tidak harus diratapi karena di balik bencana tersebut, sesungguhnya ada peluang investasi yang bisa ditarik ke Batam.
"Kita harus berfikir terbalik. Jangan meratapi apa yang telah terjadi, melainkan kita harus menjadikan musibah itu sebagai tantangan promosi. Jadikan itu potensi dan peluang investasi di daerah kita pada investor baik yang berasal dari Jepang maupun luar Jepang. Dalam hal ini bidang promosi dan kawasan industri harus proaktif untuk berpromosi," sebut Hijazi.
Bahkan, sebut Hijazi, peluang yang harus ditawarkan tidak hanya sekedar industri perakitan, melainkan sekaligus dengan pembuatan komponen. Disamping itu, dari segi infrastruktur, pemerintah diharapkan tidak lagi terbelenggu dengan cara berfikir lama, dan harus berfikir terbuka menangkap peluang yang ada. Sehingga mampu bersaing dengan daerah lainnya yang memiliki posisi strategis seperti Johor, Thailand, Vietnam dan lainnya.
Hijazi juga berharap tidak ada lagi informasi yang mengatakan bahwasanya tanah di Batam telah habis atau space yang ada cuma tersisa sedikit. Karena pada kenyataanya, menurut dia, masih banyak lahan yang sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik seperti lahan tidur. Sementara jika lahan tersebut digunakan untuk membangun sebua pabrik akan membawa manfaat yang sangat besar.
"Mestinya harus dibikin terobosan, lakukan pendekatan pada pengusaha Jepang yang ada di Batam, atau melakukan promosi lansung kepada pengusaha di Jepang. Peluang ini harus ditangkap," sebut Hijazi. (pti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar