Istono membantah BP Batam sudah kehabisan lahan untuk pembangunan rusun seperti yang dianggarkan Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut Istono, lahan tiga hingga empat hektare di Tanjung Uncang cukup untuk membuat enam twin block rusun.
Memang, kata dia, kondisi lahan belum matang, tidak seperti yang diharapkan. "Tapi memang begitu kondisi lahan di Batam, tanah miring dan sebagainya," katanya.
Selain di Tanjunguncang, kata Istono, BP Batam juga masih memiliki sebidang tanah di Sekupang yang siap untuk dibangun rusun.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Kota Batam Gintoyono mengatakan Kementerian PU sudah menyiapkan anggaran pembangunan rusun pekerja di Batam. Namun karena belum ada lahan yang siap dibangun, maka tertunda. "Pembangunan rusun terkendala lahan," kata dia.
Padahal, kata Gintoyono, pembangunan rusun adalah solusi dari masalah rumah liar dan tempat tinggal pekerja. "Begitu lahan siap, pembangunan rusun diharapkan bisa segera dimulai," ujarnya.
Dalam sebuah kesempatan, Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan rusun adalah alternatif terbaik untuk kondisi Batam yang kekurangan lahan. Dengan rusun, diharapkan para pekerja dapat mendapatkan tempat tinggal yang nyaman dengan harga terjangkau dan menekan biaya kebutuhan hidup.
Bila biaya kebutuhan hidup ditekan, maka upah minimum kota juga bisa disesuaikan, sebagai daya tarik Kawasan Perdagangan Bebas Batam. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar