Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 29 April 2011

FTZ Selamatkan Ekonomi Kepri

Dipublikasikan: redaksi
batamcyberzone.com

Published: 29 April, 2011

BATAM (BP) – Free Trade Zone (FTZ) yang diterapkan di Batam, Bintan dan Karimun menyelamatkan kemerosotan perekonomian akibat penutupan beberapa perusahaan besar yang ada di Kepri. Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo, mengatakan meski banyak perusahaan tutup di Kepri, namun itu dinilai tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sehingga ekonomi masyarakat juga tumbuh seperti biasa.

“FTZ memberi kemudahan kepada investor untuk menanamkan sahamnya di Kepri sehingga bisa menyambung kembali kelanjutan pertumbuhan ekonomi Kepri,” ujar Soerya saat di temui wartawan di Lapas Barelang, Selasa (27/4).

”Jadi kita tidak melihat tutupnya satu atau beberapa perusahaan bukan berarti perekenomian ikut mati. Jika ada yang tutup, mungkin itu masalah finansial mereka. Namun kita tetap optimis, pertumbuhan ekonomi Kepri tetap jalan dengan baik,” sambungnya.

FTZ, sambung Soerya, merupakan salah satu aturan yang dibuat oleh pemerintah yang dituangkan dalam Undang-Undang (UU) nomor 44 yang diteruskan dengan peraturan pemerintah (PP) untuk memudahkan investor berinvestasi di Kepri. ”Memang, penerapannya belum maksimal seperti yang diharapkan. Masih ada saja keluhan investor. Karena itu, FTZ harus terus dievaluasi dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Termasuk dengan adanya keluhan investor baik tentang tertib administrasi, kemudahan perizinan dan lainnya. “Jika memang ada yang mengganggu, harus dievaluasi. Dewan Kawasan (DK) juga perlu membuat peraturan untuk menjalankan FTZ itu sendiri yang dijalankan masing-masing Badan Pengusahaan (BP) kawasan,” tambahnya.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang tutup di Kepri. Dua perusahaan garmen tutup di Bintan. Di Batam ada dua hingga tiga perusahaan yang akan tutup. PT Dry Dock, investasinya turun total sejak bermasalah tahun lalu. Berdasarkan data yang ada, pertumbuhan ekonomi Kepri sekitar 7,21 persen tahun lalu.

Salah satu faktor pendukung tumbuhnya ekonomi Batam saat itu dikarenakan Drydocks World masih mengerjakan lima proyek pembangunan anjungan minyak lepas pantai (rig) dengan rata-rata investasi 200 juta dolar AS per proyek.

Meskipun demikian, optimisme pemerintah tentang hal itu bertentangan dengan apa yang dirasakan masyarakat. Sebab, saat itu banyak warga Batam yang pengangguran karena sudah ada perusahaan tutup dan melakukan pengurangan tenaga kerja. (eja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar