Jumat, 04 October 2013 ( sumber : Haluan Kepri )
BATAM (HK)- Sebanyak tujuh orang perwakilan Kementerian Perindustrian
dan Perdagangan Timor Leste melakukan studi banding ke Badan
Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (2/10) bertempat di Gedung Marketing Centre
BP Batam, Batam Centre.
Kedatangan rombongan diterima oleh Anggota 1/Deputi Bidang Pengusahaan Sarana dan Prasarana, I Wayan Subawa beserta jajaran.
Lawatan tersebut bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui konsep pengembangan Batam dalam sektor investasi. Termasuk regulasi dan fasilitas yang diberikan pemerintah pusat.
Direktur Jenderal Perdagangan Timor Leste, Cosme Fatima B. Da Silva, dalam sambutannya mengatakan, bahwa saat ini di Timor Leste belum banyak investasi asing. Ia juga mengenang tentang bagaimana sejarah hubungan persaudaraan antara Timor Leste dengan Indonesia yang sangat dekat.
"Sebagai tetangga, kita tidak dapat dipilih dan harus saling bekerjasama," ujar Cosme B. Da Silva.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Timor Leste ingin mengetahui lebih jauh tentang fasilitas dan insentif yang diberikan untuk Batam sebagai kawasan khusus. I wayan Subawa menjelaskan bahwa untuk penetapan sebagai kawasan khusus diperlukan regulasi. Ini dimaksudkan agar dasar hukumnya jelas. Kemudian, ketersediaan lahan atau tanah untuk pembangunan, dan infrastruktur sebagai faktor pendukung, seperti listrik, ketersediaan air, bandara dan pelabuhan laut.
Selain itu, I Wayan juga menjelakan tentang regulasi penataan ruang di mana pada awalnya, Pulau Batam dibuat terlebih dahulu sebagai kawasan berikat pada daerah tertentu, yaitu Sekupang, Batuampar, Batam Centre, dan Kabil. Kemudian ketika semakin berkembang, dimulailah secara merata di seluruh kawasan Batam.
Kedatangan rombongan diterima oleh Anggota 1/Deputi Bidang Pengusahaan Sarana dan Prasarana, I Wayan Subawa beserta jajaran.
Lawatan tersebut bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui konsep pengembangan Batam dalam sektor investasi. Termasuk regulasi dan fasilitas yang diberikan pemerintah pusat.
Direktur Jenderal Perdagangan Timor Leste, Cosme Fatima B. Da Silva, dalam sambutannya mengatakan, bahwa saat ini di Timor Leste belum banyak investasi asing. Ia juga mengenang tentang bagaimana sejarah hubungan persaudaraan antara Timor Leste dengan Indonesia yang sangat dekat.
"Sebagai tetangga, kita tidak dapat dipilih dan harus saling bekerjasama," ujar Cosme B. Da Silva.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Timor Leste ingin mengetahui lebih jauh tentang fasilitas dan insentif yang diberikan untuk Batam sebagai kawasan khusus. I wayan Subawa menjelaskan bahwa untuk penetapan sebagai kawasan khusus diperlukan regulasi. Ini dimaksudkan agar dasar hukumnya jelas. Kemudian, ketersediaan lahan atau tanah untuk pembangunan, dan infrastruktur sebagai faktor pendukung, seperti listrik, ketersediaan air, bandara dan pelabuhan laut.
Selain itu, I Wayan juga menjelakan tentang regulasi penataan ruang di mana pada awalnya, Pulau Batam dibuat terlebih dahulu sebagai kawasan berikat pada daerah tertentu, yaitu Sekupang, Batuampar, Batam Centre, dan Kabil. Kemudian ketika semakin berkembang, dimulailah secara merata di seluruh kawasan Batam.
Alhamdulillah y usaha yang membuahkan dari Humas BP Batam. keep up !
BalasHapus