Senin, 21 Oktober 2013( sumber : Tribun Batam )
Tribunnewsbatam.com/Argianto DA Nugroho
Ribuan
warga Tanjunguma marah dan nyaris bentrok dengan kelompok pemuda yang
sempat bertahan di lahan yang diklaim milik PT Cahaya Dinamika Harum
Abadi (CDHA), Minggu (20/10/2013) pagi.
BATAM, TRIBUN - Gubernur Kepri Soerya Respationo turun
ke lokasi ketegangan warga di Tanjunguma Batam, Minggu (20/10/2013)
kemarin. Soerya sempat menyampaikan imbauan-imbauannya di tengah-tengah
panasnya situasi saat itu.
Soerya mengungkapkan, kehadirannya dalam rangka untuk menenangkan massa dari dua kelompok yang smpat terlibat ketegangan. Menurutnya, kedua belah pihak harus menahan diri dalam menyikapi persoalan lahan Tanjunguma.
"Saya sengaja hadir untuk mencegah pecahnya bentrok warga yang tentu saja akan sangat merugikan kita semua. Baik soal kondusifitas Batam, maupun dalam mencari solusi masalah tersebut," kata Soerya.
Hanya saja, Soerya menyatakan, persoalan lahan di Tanjunguma ini tidak berarti selesai dengan mundurnya massa yang berhadapap-hadapan itu. Menurutnya, saat ini pemangku kepentingan, yakni BP Batam dan Pemko Batam harus secepat mungkin mengambil kebijakan dalam masalah ini.
"Baik BP Batam maupun Pemko Batam mestinya segera mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini. Tentu jika dibiarkan, pasti ada kepentingan pihak-pihak lain yang masuk sehingga menambah keruhnya persoalan. Jadi BP Batam maupun Pemko Batam, harus segera duduk bersama," katanya.
Soerya menjelaskan, sesuai kesepakan pertemuan sebelumnya pada Minggu (20/10/2013) kemarin akan dilakukan pertemuan antara BP Batam, Pemko Batam, Kapolres Barelang, dan dirinya. Namun pertemuan tidak jadi terlaksana karena Wakil Wali Kota Batam, Rudi berhalangan hadir.
Ia pun kembali menghimbau agar masalah lahan dan persoalan kampung tua itu segera diselesaikan sehingga tidak memicu kerawanan. Di pihak lain, semua pihak juga harus menahan diri dan hati-hati dengan pihak-pihak yang berusaha menghembuskan provokasi.
Soerya mengungkapkan, kehadirannya dalam rangka untuk menenangkan massa dari dua kelompok yang smpat terlibat ketegangan. Menurutnya, kedua belah pihak harus menahan diri dalam menyikapi persoalan lahan Tanjunguma.
"Saya sengaja hadir untuk mencegah pecahnya bentrok warga yang tentu saja akan sangat merugikan kita semua. Baik soal kondusifitas Batam, maupun dalam mencari solusi masalah tersebut," kata Soerya.
Hanya saja, Soerya menyatakan, persoalan lahan di Tanjunguma ini tidak berarti selesai dengan mundurnya massa yang berhadapap-hadapan itu. Menurutnya, saat ini pemangku kepentingan, yakni BP Batam dan Pemko Batam harus secepat mungkin mengambil kebijakan dalam masalah ini.
"Baik BP Batam maupun Pemko Batam mestinya segera mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini. Tentu jika dibiarkan, pasti ada kepentingan pihak-pihak lain yang masuk sehingga menambah keruhnya persoalan. Jadi BP Batam maupun Pemko Batam, harus segera duduk bersama," katanya.
Soerya menjelaskan, sesuai kesepakan pertemuan sebelumnya pada Minggu (20/10/2013) kemarin akan dilakukan pertemuan antara BP Batam, Pemko Batam, Kapolres Barelang, dan dirinya. Namun pertemuan tidak jadi terlaksana karena Wakil Wali Kota Batam, Rudi berhalangan hadir.
Ia pun kembali menghimbau agar masalah lahan dan persoalan kampung tua itu segera diselesaikan sehingga tidak memicu kerawanan. Di pihak lain, semua pihak juga harus menahan diri dan hati-hati dengan pihak-pihak yang berusaha menghembuskan provokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar