Kamis, 24 October 2013 ( sumber : Haluan Kepri )
BATAM (HK) - Belasan orang yang diduga sebagai provokator dalam aksi
demonstrasi yang sempat ricuh di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam di
Batam Centre, Rabu (22/10), diamankan polisi. Hingga berita ini
diturunkan, belasan orang tersebut masih diperiksa di Markas Kepolisian
Resort Kota Batam Rempang Galang (Mapolresta Barelang) di Baloi, Kota
Batam.
Pantauan di lapangan, belasan orang yang diamankan itu merupakan hasil penyisiran polisi saat unjuk rasa damai yang diikuti ribuan masyarakat Batam, yang didominasi warga Kelurahan Tanjunguma, Kecamatan Lubukbaja berubah menjadi bentrokan antara massa dengan aparat keamanan.
Awalnya, ribuan massa yang sudah berkumpul di depan Kantor BP Batam sejak pukul 09.30 WIB itu menggelar aksi simpati dalam menyampaikan aspirasinya. Sebagian dari pengunjukrasa juga terlihat ada yang mengenakan pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia. Hal itu dimaksudkan bahwa aksi yang berlangsung tidak ada kaitannya dengan persoalan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Ada empat tuntutan yang disampaikan massa kepada pemerintah dalam hal ini BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Keempat tuntutan itu yakni, pertama, mendesak kepada BP Batam dan Pemerintah Kota Batam untuk segera menerbitkan surat keputusan legalitas untuk 33 titik kampung tua sesuai SK Wali Kota Batam nomor 105/HK/III/2004 tanggal 23 Maret 2004, selambat-lambatnya 3 X 24 jam.
Tuntutan kedua, mendesak kepada BP Batam dan Pemerintah Kota Batam untuk segera menerbitkan surat keputusan pengesahan luas wilayah kampung tua Tanjunguma seluas 108 hektare (Seratus delapan hektare). Kemudian, mendesak BP Batam untuk segera menerbitkan surat pencabutan izin prinsip pengalokasian lahan yang diberikan kepada pihak lain di dalam lahan kampung tua Tanjunguma selambat-lambatnya 3x24 jam. Tuntutan keempat, mengutuk keras cara-cara premanisme yang digunakan oleh pihak manapun dalam penyelesaian persoalan kampung tua.
Keempat tuntutan itu mereka muat dalam selebaran yang dibagi-bagikan di lokasi aksi itu tertanggal 22 Oktober 2013 dengan mencantumkan lima nama tokoh masyarakat setempat, yaitu, Raja Haji Harum, Raja Muhammad Zein, Raja Ibrahim, Marzuki Husin dan Haji Zulkifli Ismail.
Sekitar pukul 11.30 WIB, sejumlah perwakilan massa diperkenankan masuk ke ruangan Bifza Marketing Centre di Kantor BP Batam. Dalam ruangan itulah digelar pertemuan antara perwakilan masyarakat Tanjunguma, Gubernur Kepri H Muhammad Sani dan Ketua BP Batam Mustofa Widjaja. Sayang, pertemuan tersebut tidak menemukan kata sepakat atas empat tuntutan warga.
"Yakin dan percayalah kita semua ini yang berada di Kampung tua bisa mengikuti aturan untuk kampung tua sebanyak 33 titik yang ada di Kota Batam," kata Raja Haji Harum.
"Gubernur Kepri bisa menjadi tameng untuk kita, tuntutan kita harus segera direalisasikan dan kita tunggu saja beberapa hari ini," sambungnya.
Ketika perwakilan itu masyarakat menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada massa yang masih setia menunggu di luar, entah siapa yang memulai, emosi massa terpancing. Secara spontan massa berteriak-teriak sambil melontarkan kata-kata hujatan kepada BP Batam. Tak lama, ratusan massa di barisan depan pun mulai merangsek masuk ke area Kantor BP Batam. Sebagian lagi berupaya merusak pagar dan melempari Kantor BP Batam.
Tak cukup, sebagian warga yang sudah emosi juga melontarkan berbagai benda di sekitarnya ke arah barikade polisi yang menjaga ketat Kantor BP Batam. Dilaporkan, dua petugas terluka. Polisi yang melihat tanda-tanda massa mulai bertindak anarkis, langsung mengambil tindakan persuasif. Polisi mencoba menghalau massa dengan menembakkan air dari dua mobil water canon serta melepaskan gas air mata ke udara ke arah gerombolan massa, yang membuat pendemo lari berhamburan. Kerusuhan pun pecah sekitar pukul 12.10 WIB.
"Lari, lari! Berpencar!" Teriak sejumlah pendemo.
Polisi terus mengejar dan memukul mundul massa yang sudah berpencar. Sebagian mengarah ke depan Kantor Adhya Tirta Batam (ATB) dan My Mart (Carnaval Mall). Sebagian besar lainnya menuju arah Masjid Raya dan Simpang Franky.
Setelah berhasil membubarkan massa, polisi lantas melakukan sweeping di beberapa titik di sekitar lokasi demo. Hasilnya, belasan orang diamankan karena diduga sebagai provokator atau pemicu naiknya emosi pengunjukrasa. Di antara belasan orang yang digiring ke Kantor Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam, tampak pendemo yang usianya terbilang remaja. Belasan orang itu kemudian dibawa ke Mapolresta Barelang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kapolda Kepri Brigjen Pol Endjang Sudradjat mengatakan terpaksa membubarkan massa karena mulai merusak Kantor BP Batam.
"Tidak ada jalan lain, kami terpaksa halau massa agar tidak semakin anarkis dan membakar kantor BP Batam," kata Kapolda kepada wartawan.
Sebelum menghalau dengan tembakan gas air mata, kata dia, polisi sudah melakukan tindakan persuasif terhadap pengunjukrasa.
"Mereka sudah merusak pagar kawat berduri dan pagar BP Batam kami masih biarkan. Namun karena mereka mulai menyerang, kami halau," katanya.
"Kami akan terus menjaga sampai situasi benar-benar kondusif. Kami juga mendapat bantuan dari Polda Jambi, Palembang, dan Mabes Polri," kata Kapolda.
Pascakerusuhan, beberapa kaca kantor BP Batam pecah, beberapa mobil juga menjadi sasaran amuk massa. Massa juga membakar semak-semak dekat kawasan BP Batam.
Fitrah Kamaruddin, salah satu pejabat BP Batam yang berada di tengah aksi demo mengatakan, beberapa kerusakan di Kantor BP Batam adalah kaca yang pecah terkena lemparan serta pagar.
"Kaca kantin di depan pecah, pagar rusak," kata Fitrah.
Disinggung sikap BP Batam terhadap tuntutan masyarakat Tanjunguma, Fitrah menolak berkomentar dengan alasan tidak masuk ke dalam tim.
Dengan adanya aksi demonstrasi kemarin, sejumlah pertokoan dan tempat usaha lain seperti restoran dan juga kantor yang berada di sekitar Batam Centre menghentikan aktivitasnya, bahkan ada yang tutup total. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat aksi unjuk rasa berujung pada bentrokan antara massa dengan polisi.
"Iyalah, sengaja ditutup. Daripada nanti rusuh dan kena imbasnya, lebih baik tutup dulu," ujar pengusaha makanan di sekitar Kantor ATB.
Tanjunguma Dijaga Ketat
Sementara itu, sebagai langkah antisipasi adanya penyusup atau provokator masuk ke wilayah Tanjunguma, puluhan warga setempat terus melakukan penjagaan ketat di dua jalan masuk kawasan tersebut. Penjagaan sudah dilakukan warga sejak insiden bentroknya dua kelompok massa yang terjadi di daerah itu, Minggu (20/10) lalu.
Penjagaan semakin diperketat pascapecahnya kerusuhan saat warga menggelar aksi di depan kantor BP Batam di Batam Centre. Puluhan pemuda yang berjaga melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang masuk ke wilayah Tanjunguma.
Setiap orang yang tidak dikenal atau baru pertama terlihat, ditanya tujuannya serta diperiksa kartu identitasnya.
"Mau kemana, tolong perlihatkan KTP-nya," ujar salah satu warga kepada salah seorang pengendara motor yang hendak masuk ke wilayah tersebut.
Sebagian warga, bahkan tampak sebagian warga memeriksa isi mobil yang melintas masuk ke kampung yang dihuni sekitar 23 ribu jiwa itu.
"Ini bentuk antisipasi kami. Kami tidak ingin ada orang yang mau mengacaukan kampung kami," ujar salam seorang warga.
"Apalagi kalau malam hari, kami bergantian jaga di depan," sambung pemuda lainnya.
Selain warga, tampak pula beberapa personil polisi dari Polsek Lubukbaja. Mereka hadir di lokasi dengan berpakaian PDH dan sebagian lagi berpakaian biasa.
Pemandangan tak biasa juga terlihat di Perumahan Duta Mas, Batam Centre. Sejumlah warga bersama-sama dengan satu kompi Brimob Polda Kepri terlihat berjaga di pintu masuk perumahan dimana salah satu penghuni perumahan itu adalah Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo.
"Cuma untuk mengantisipasi kalau-kalau pendemo menuju ke sini," ujar salah satu petugas saat ditanya soal penjagaan perumahan tersebut.
Informasi yang didapat, saat aksi demo berlangsung, polisi juga berjaga-jaga di beberapa titik, di antaranya di Pelabuhan Ferry Batam Centre, Kantor Pemko Batam, Kantor DPRD Batam, Bandara Hang Nadim serta persimpangan-persimpangan di Batam yang memiliki akses ke Batam Centre. (byu/ays/cw81)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar