Senin, 21 October 2013 ( sumber : Haluan Kepri )
Demikian harapan para tokoh, akademisi dan pengamat ekonomi menyikapi aksi demo yang terjadi di bukit Tanjunguma, Kota Batam, Minggu (20/10) pagi.
Kemarin, warga Tanjunguma yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Tanjunguma menggelar aksi menuntut agar PT Cahaya Dinamika Harun Abadi (CDHA), membatalkan rencana pembangunan. Pasalnya, menurut warga, lahan di lokasi yang akan dibangun PT CDHA termasuk titik kampung tua di Batam.
Aksi demo warga ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Ratusan personil polisi turut dikerahkan untuk menjaga aksi demo tersebut.
Kondisi memang sempat memanas. Soalnya, warga Tanjunguma tidak terima PT CDHA melibatkan sekelompok pemuda. Namun, emosi warga akhirnya bisa diredam. Sementara itu, dalam aksi demo warga itu sebuah mobil angkutan kota sempat dirusak.
Selain Kapolresta Barelang Kombes Karyoto, aksi demo warga ini juga mendapat atensi dari Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo. Sekitar pukul 13.30 WIB, Soerya menemui dan mencoba menenangkan warga.
"Saya akan membicarakan soal tuntutan warga kepada instansi terkait, mudah-mudahan bisa cepat diselesaikan," katanya melalui pengeras suara.
Dikatakan Wagub, dengan telah terbentuknya tim penyelesaian sengketa lahan Tanjunguma yang beranggotakan unsur dari BP Batam, yang diketuai Direktur Pengamanan BP Batam Cecep Rusmana dan dari unsur Pemko Batam, yang diketuai Raja Supri, hendaknya tim tersebut secepatnya melakukan pembahasan terhadap legalitas lahan yang disengketakan.
" Saya minta kepada tim penyelesaian sengketa lahan Tanjunguma, agar secepatnya merampungkan pekerjaannya, sehingga permasalahan lahan Tanjunguma tidak menjadi berlarut-larut," ujar Soerya.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga mengimbau warga Tanjunguma dan pihak PT CDHA agar bisa menenangkan diri dan meredam emosi. Hal ini sebagai upaya agar tidak terjadinya keributan, sehingga Batam tetap kondusif.
Sementara itu, Said Abdullah Dahlawi, salah seorang warga mengecam Pemko Batam dan BP Batam. Menurut dia, yang diperjuangkan warga Tanjunguma adalah kawasan mereka yang telah ditetapkan sebagai kampung tua.
"Selama ini pihak pemerintah khususnya BP Batam tidak pernah mengakui adanya kampung tua. Selama ini kami selalu ditindas dan ditekan," katanya.
Raja Haji Harum, tokoh masyarakat Tanjunguma mewakili warga sangat mengharapkan agar status tanah di Tanjunguma dilegakan oleh pemerintah, khususnya BP Batam.
Kata Raja, pemicu protes warga sebenarnya lantaran pihak PT CDHA telah mematok lahan warga.
"Sekarang setidaknya ada sekitar 108 hektar milik warga, kami minta ini agar segera dilegalitaskan, kenapa PT CDHA mematok lahannya masuk ke lahan warga. Kalaupun mau diselesaikan harus dibicarakan baik-baik sama warga," ujarnya.
Sampai pukul 16.00 WIB, kemarin, situasi dan kondisi sudah mulai kondusif. Antisipasi dini dan kesigapan aparat kepolisian, membuat aksi ini tidak meluas, bahkan baik warga Tanjunguma dan kelompok pemuda dari PT CDHA telah membubarkan diri. Namun demikian, pihak kepolisian masih terlihat tetap berjaga-jaga di sekitar Tanjunguma hingga kawasan Jodoh. (byu/cw81)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar