Tanjungpinang, 10/5 (ANTARA0 - Produk domestik regional bruto Kepulauan Riau (PDRB Kepri) pada triwulan pertama 2010 tumbuh sebesar 1,16 persen dibandingkan triwulan keempat 2009, kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Zul Amri, Senin.
"Pertumbuhan perekonomian tersebut terjadi pada hampir semua sektor, hanya sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,41 persen," kata Zul Amri di Tanjungpinang.
Sementara pertumbuhan perekonomian di Kepri pada triwulan pertama 2010 dibandingkan dengan triwulan pertama 2009 meningkat sebesar 9,29 persen. Sektor yang menjadi pendorong pertumbuhan adalah sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 12,12 persen.
"PDRB tanpa migas secara berantai yaitu pada triwulan pertama 2010 dibandingkan triwulan keempat 2009 tumbuh sebesar 1,24 persen. Sedangkan triwulan I 2010 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 9,67 persen," ungkapnya.
Pada triwulan keempat tahun 2009 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp16.863.522,43 juta, kemudian pada triwulan pertama tahun 2010 meningkat menjadi Rp17.177.732,07 juta. Berdasar harga konstan 2000, PDRB triwulan keempat tahun 2009 adalah sebesar Rp9.953.611,00 juta dan pada triwulan pertama tahun 2010 meningkat menjadi Rp10.068.595,70 juta.
Zul mengatakan, berdasarkan harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan pertama tahun 2010 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp7.997.873,08 juta, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp3.360.985,78 juta, disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp1.457.808,38 juta, dan terakhir sektor konstruksi sebesar Rp1.260.018,03 juta.
"Sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 46,56 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,57 persen serta sektor pertambangan dan penggalian 8,49 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 74,62 persen dalam PDRB," katanya.
Sektor ekonomi lainnya masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto tidak mencapai Rp1 triliun. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, sektor yang memberikan nilai tambah bruto paling besar berturut-turut sektor industri pengolahan sebesar Rp5.141.517,93 juta, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp2.289.921,91 juta, dan sektor pertambangan dan penggalian Rp525.933,44 juta.
Berdasarkan data tersebut, kata dia, pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2010 sangat ditopang oleh komponen impor barang dan jasa. Terhadap triwulan sebelumnya komponen impor barang dan jasa tumbuh 5,23 persen.
Untuk komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,45 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 0,57 persen, komponen PMTB tumbuh 3,86 persen, dan komponen ekspor tumbuh 4,31 persen. Sedangkan komponen konsumsi pemerintah tumbuh negatif 0,26 persen.
"Secara keseluruhan PDRB pada triwulan I 2010 tumbuh 1,16 persen," ujarnya.
Sedangkan perekonomian triwulan yang sama tahun sebelumnya, PDRB menurut penggunaan tumbuh 9,29 persen. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 29,66 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 4,62 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 19,66 persen.
"Komponen pembentukan modal bruto tumbuh 21,93 persen, komponen ekspor tumbuh 3,44 persen dan komponen impor tumbuh sebesar 14,60 persen," ungkapnya.
(T.KR-NP/C/S006/S006) 10-05-2010 21:29:05 NNNN
"Pertumbuhan perekonomian tersebut terjadi pada hampir semua sektor, hanya sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,41 persen," kata Zul Amri di Tanjungpinang.
Sementara pertumbuhan perekonomian di Kepri pada triwulan pertama 2010 dibandingkan dengan triwulan pertama 2009 meningkat sebesar 9,29 persen. Sektor yang menjadi pendorong pertumbuhan adalah sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 12,12 persen.
"PDRB tanpa migas secara berantai yaitu pada triwulan pertama 2010 dibandingkan triwulan keempat 2009 tumbuh sebesar 1,24 persen. Sedangkan triwulan I 2010 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 9,67 persen," ungkapnya.
Pada triwulan keempat tahun 2009 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp16.863.522,43 juta, kemudian pada triwulan pertama tahun 2010 meningkat menjadi Rp17.177.732,07 juta. Berdasar harga konstan 2000, PDRB triwulan keempat tahun 2009 adalah sebesar Rp9.953.611,00 juta dan pada triwulan pertama tahun 2010 meningkat menjadi Rp10.068.595,70 juta.
Zul mengatakan, berdasarkan harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan pertama tahun 2010 adalah sektor industri pengolahan sebesar Rp7.997.873,08 juta, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp3.360.985,78 juta, disusul oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp1.457.808,38 juta, dan terakhir sektor konstruksi sebesar Rp1.260.018,03 juta.
"Sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 46,56 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,57 persen serta sektor pertambangan dan penggalian 8,49 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 74,62 persen dalam PDRB," katanya.
Sektor ekonomi lainnya masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto tidak mencapai Rp1 triliun. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, sektor yang memberikan nilai tambah bruto paling besar berturut-turut sektor industri pengolahan sebesar Rp5.141.517,93 juta, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp2.289.921,91 juta, dan sektor pertambangan dan penggalian Rp525.933,44 juta.
Berdasarkan data tersebut, kata dia, pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2010 sangat ditopang oleh komponen impor barang dan jasa. Terhadap triwulan sebelumnya komponen impor barang dan jasa tumbuh 5,23 persen.
Untuk komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,45 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 0,57 persen, komponen PMTB tumbuh 3,86 persen, dan komponen ekspor tumbuh 4,31 persen. Sedangkan komponen konsumsi pemerintah tumbuh negatif 0,26 persen.
"Secara keseluruhan PDRB pada triwulan I 2010 tumbuh 1,16 persen," ujarnya.
Sedangkan perekonomian triwulan yang sama tahun sebelumnya, PDRB menurut penggunaan tumbuh 9,29 persen. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 29,66 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 4,62 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 19,66 persen.
"Komponen pembentukan modal bruto tumbuh 21,93 persen, komponen ekspor tumbuh 3,44 persen dan komponen impor tumbuh sebesar 14,60 persen," ungkapnya.
(T.KR-NP/C/S006/S006) 10-05-2010 21:29:05 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar