| | |
Written by madi | |
Jumat, 07 Mei 2010 (sumber Tribun Batam,versi asli) | |
Dewan Telaah Kenaikan Tarif AirBATAM, TRIBUN-Kebijakan PT Adhya Tirta Batam (ATB) untuk menaikkan tarif air rata-rata 18 persen terus menuai sorotan. Sejumlah anggota DPRD Batam, LSM, dan warga mengkritisi kenaikan tarif air saat hearing di Komisi III DPRD Batam, Kamis (6/5). Jalannya hearing berlangsung alot. Anggota Komisi III Siti Nurlaela mengatakan bahwa selama ini pelayanan ATB belum optimal, terbukti dengan banyaknya daerah seperti Bengkong, Batu Aji dan Tanjung Uma yang masih terkendala dalam pelayanan yang diberikan ATB. “ Seharusnya ATB berpikir pembenahan kualitas dulu, jangan langsung pada kenaikan tarif,” ujarnya. Penolakan juga dilakukan oleh Anggota Komisi III, Beliefman Sijabat. “Kenaikan tarif air perlu ada kajian akademis. Selama ini kita tidak pernah dilibatkan untuk pembahasan air,” kata Beliefman usai hearing. Terjadi perbebatan sengit antara Peris Tamba dengan Wakil Presdir ATB, Benny Andrianto. Peris menjelaskan setelah membaca dan mempelajari laporan keuangan ATB, tahun 2005 yang lalu, ATB harus memberikan deviden sebesar Rp 25 miliar kepada komisaris sebagai pemegang saham. Namun saat itu uang yang ada hanya Rp 9 miliar, sedangkan sisanya sebesar Rp 14 miliar tidak ada. “Saya menduga untuk menutupi kekurangan ATB menaikkan tarif air. Kalau kita melihat indeksasi yang dibuat ATB tarif akan selalu naik. Saya sudah pernah sebut dalam hearing dengan anggota DPRD yang lama ada beberapa persoalan yang perlu dibenahi termasuk menjaga tingkat kebocoran,” kata Peris. Beny Andrianto mengatakan untuk tingkat kebocoran air, ATB terus berupaya dan tingkat kebocoran hanya 26,5 persen. Sedangkan kebocoran PDAM di Indonesia antara 36-38 persen. “Rasanya ATB cukup efisien, jadi tidak perlu diragukan lagi,” terangnya. LSM Gebrak juga dengan tegas menolak. Ketua LSM Gebrak Uba Sigalingging menilai keuntungan yang didapat ATB bisa senilai Rp 40 miliar per tahun. Wakil Presiden Direktur ATB Beny Andrianto mengatakan, walau kebijakan kenaikan tarif ini tidak populis, namun ATB melihat ini merupakan tindakan yang diambil untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat Batam yang pertumbuhan penduduknya sangat pesat. ATB khawatir dengan pertumbuhan penduduk di Batam mencapai 10-12 persen pertahun bila tidak ditingkatkan infrastruktur, maka akan dapat memunculkan masalah lain yang lebih besar. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar