Batam (Antara Kepri) - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyatakan musim kampanye dan pemilihan umum tidak mengganggu iklim investasi di Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam hingga triwulan pertama 2014.

"Hingga semester pertama tidak mengganggu investasi. Bahkan investasi Batam semester pertama tahun ini naik lima kali dibanding pada 2013," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Minggu.

Awalnya, BP Batam khawatir musim kampanye dan pemilu dapat mengganggu iklim investasi di Batam karena berpotensi menimbulkan kerawanan. Sementara para investor sangat mempertimbangkan keamanan sebelum merealisasikan investasi di Batam.

"Namun suasana Batam tetap kondusif. Investor tetap meminati dan menanamkan modalnya ke kawasan bebas Batam. Kami berharap kondisi seperti ini terjaga hingga akhir tahun," kata dia.

Berdasarkan data yang disampaikan BP Batam, realisasi Investasi di Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam pada triwulan pertama 2014 melonjak lima kali lipat dibanding pencapaian periode sama pada 2013.

Pada 2013, nilai investasi triwulan pertama hanya 29,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) sementara pada triwulan pertama 2014 mencapai 155,5 juta dolar AS.

Djoko mengatakan, pada Januari terdapat 13 perusahaan baru dengan total nilai investasi sebesar 23,6 juta dolar AS. Selanjutnya Februari 9 perusahaan baru dengan total nilai investasi sebesar 20,2 juta dolar AS, kemudian pada Maret 2014 terdapat 13 perusahaan baru dengan total nilai investasinya sebesar 111,6 juta dolar AS.

Negara yang merealisasikan investasi pada Januari dan Februari  berasal dari Singapura, Malaysia, Italia, Inggris, Australia, Hongkong, China, India, Selandia Baru, dan Jepang.

Kemudian yang merealisasikan usahanya pada Maret berasal dari Singapura, satu perusahaan bidang perdagangan besar alat berat,  perusahaan jasa reparasi kapal, satu perusahaan industri kapal dan perahu, serta satu perusahaan jasa reparasi kapal.

Selanjutnya Australia satu perusahaan bergerak dalam bidang industri pakaian jadi, Singapura dan Australia satu perusahaan industri alat cetak dan peralatan usaha manufaktur lainnya.

Australia dan Afghanistan satu perusahaan industri alat-alat dan perlengkapan kapal layar, British Virgin Island dan Singapura satu perusahaan jasa reparasi komputer.

"Total ada 35 perusahaan baru pada triwulan pertama 2014. Sementara pada 2013 hanya 20 perusahaan baru yang menanamkan modal di Batam," kata Djoko.

Hingga akhir 2014, sebenarnya BP Batam hanya menargetkan nilai investasi baru mencapai 350 juta dolar AS, sementara untuk komitmen investasi mencapai 500 juta dolar AS. (Antara)