Selasa, 06 Mei 2014 ( sumber : Kepri Antara News )
Batam (Antara Kepri) - Delegasi Singapura yang dipimpin Deputy Secretary Southeast Asia and ASEAN Vanu Gopal Menon melakukan pembicaraan dengan BP Batam mengenai peningatan kerja sama industri dan perdagangan di Batam, Selasa.
Dalam pertemuan tersebut BP Batam diwakili sejumlah pejabat termasuk Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Dwi Djoko Wiwoho.
"Mereka menanyakan peluang usaha yang masih bisa dikembangkan di Batam dan sejumlah pertanyaan lain mengenai investasi," kata Djoko usai pertemuan.
Ia mengatakan, Delegasi Singapura tersebut tertarik dengan pertumbuhan dan rencana pengembangan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam.
Singapura, kata dia, sangat tertarik untuk mempererat kerjasama industri dan perdagangan dengan BP Batam meski selama ini negara tersebut memiliki investasi terbesar di Batam.
"Kami dari BP Batam tentu menyambut baik keinginan mereka meningkatkan kerjasama. Kami juga memaparkan rencana pengembangan infrastruktur penunjang industri," kata Djoko.
Ia mengatakan bahwa sebagai salah satu pengembang kawasan industri dan perdagangan bebas di Indonesia, BP Batam harus menyiasati berbagai permasalahan yang akan terjadi.
"Salah satu kuncinya adalah pembangunan dengan mengacu pada Road Map BP Batam melalui pembangunan infrastruktur, pengembangan SDM, intensifikasi dan pemanfaatan lahan, serta pemasaran dan promosi terfokus," kata dia.
Djoko mengatakan, selain itu BP Batam juga sedang mengupayakan untuk meningkatkan perkembangan industri yang bernilai tambah tinggi, seperti industri animasi, green industry, dan MRO (Maintenance Repair and Overhaul) yang sudah dijalankan oleh Lion Air dengan total nilai investasi 250 juta dolar Amerika (AS).
"Saat ini Lion Air sudah membangun tempat khusus untuk perbaikan pesawat terbang dan juga menjadikan Batam sebagai hubnya untuk penerbangan wilayah Indonesia bagian barat. Lion Group juga merencanakan penerbangan internasional ke Malaysia dan Hong Kong, Bangkok, serta Jeddah yang akan mulai beroperasi pada Agustus 2014," kata dia.
Berdasarkan data BP Batam hingga pertengahan 2013 menunjukkan nilai investasi BP Batam mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Perusahaan-perusahaan Singapura mulai masuk ke Batam sejak periode 1970 saat Batam mulai dikembangkan menjadi kawasan industri oleh Otorita Batam (Sekarang BP Batam). (Antara)
Dalam pertemuan tersebut BP Batam diwakili sejumlah pejabat termasuk Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Dwi Djoko Wiwoho.
"Mereka menanyakan peluang usaha yang masih bisa dikembangkan di Batam dan sejumlah pertanyaan lain mengenai investasi," kata Djoko usai pertemuan.
Ia mengatakan, Delegasi Singapura tersebut tertarik dengan pertumbuhan dan rencana pengembangan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam.
Singapura, kata dia, sangat tertarik untuk mempererat kerjasama industri dan perdagangan dengan BP Batam meski selama ini negara tersebut memiliki investasi terbesar di Batam.
"Kami dari BP Batam tentu menyambut baik keinginan mereka meningkatkan kerjasama. Kami juga memaparkan rencana pengembangan infrastruktur penunjang industri," kata Djoko.
Ia mengatakan bahwa sebagai salah satu pengembang kawasan industri dan perdagangan bebas di Indonesia, BP Batam harus menyiasati berbagai permasalahan yang akan terjadi.
"Salah satu kuncinya adalah pembangunan dengan mengacu pada Road Map BP Batam melalui pembangunan infrastruktur, pengembangan SDM, intensifikasi dan pemanfaatan lahan, serta pemasaran dan promosi terfokus," kata dia.
Djoko mengatakan, selain itu BP Batam juga sedang mengupayakan untuk meningkatkan perkembangan industri yang bernilai tambah tinggi, seperti industri animasi, green industry, dan MRO (Maintenance Repair and Overhaul) yang sudah dijalankan oleh Lion Air dengan total nilai investasi 250 juta dolar Amerika (AS).
"Saat ini Lion Air sudah membangun tempat khusus untuk perbaikan pesawat terbang dan juga menjadikan Batam sebagai hubnya untuk penerbangan wilayah Indonesia bagian barat. Lion Group juga merencanakan penerbangan internasional ke Malaysia dan Hong Kong, Bangkok, serta Jeddah yang akan mulai beroperasi pada Agustus 2014," kata dia.
Berdasarkan data BP Batam hingga pertengahan 2013 menunjukkan nilai investasi BP Batam mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Perusahaan-perusahaan Singapura mulai masuk ke Batam sejak periode 1970 saat Batam mulai dikembangkan menjadi kawasan industri oleh Otorita Batam (Sekarang BP Batam). (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar