Rabu, 14 Mei 2014 ( sumber : Kepri Antara News )
Batam (Antara Kepri) - Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho optimistis Batam yang berstatus kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) akan mampu bersaing saat pemberlakuan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) mulai 2015.
"Sejak Batam ditetapkan sebagai FTZ, sesungguhnya sudah menggunakan mekanisme seperti AFTA. Batam lebih dahulu sudah menjadi pasar bebas," kata dia di Batam, Rabu.
Selama ini, kata dia, Batam sudah mampu bersaing dilihat dengan investasi asing dan lokal yang terus menerus tumbuh sehingga menjadi salah satu kawasan investasi favorit Asia Pasifik.
"FTZ Batam sudah siap dan berjalan sesuai keinginan, investasi terus meningkat meski sejumlah negara membangun kawasan-kawasan industri baru dengan berbagai kemudahan. Tidak perlu khawatir lagi saat pemberlakuan AFTA," kata Djoko.
Djoko menegaskan dari sisi bea masuk FTZ Batam dan AFTA untuk kawasan non-FTZ di daerah Indonesia lainnya nantinya akan memiliki dampak yang sama. Namun BP Batam tetap optimistis industri di FTZ akan tetap dapat bersaing dengan fasilitas yang ada.
"Kami sudah sejak lama mempersiapkan diri. Kami tidak perlu khawatir karena FTZ sudah memiliki nilai tambah dari efisiensi biaya produksi. Kami juga terus membangun dan memiliki infrastruktur yang memadai," kata dia.
BP Batam mencatat, kumulatif investasi total padak 2007 mencapai 13,08 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Kumulatif investasi total pada 2008 naik dari 13,08 menjadi 13,66 miliar dolar AS.
Pada 2009, kumulatif investasi total juga mengalami kenaikan menjadi 14,10 miliar dolar AS. Untuk 2010 kumulatif investasi total 14,59 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sekitar 49 juta dolar AS dibanding 2009.
Selanjutnya 2011 kumulatif investasi total 14,74 miliar dolar AS dan Untuk 2012 juga mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif investasi mencapai 15,69 miliar dolar AS. Angka tersebut naik pada 2013 menjadi 16,14 miliar dolar AS.
"Promosi di sejumlah negara, terutamanya di kawasan Asia selain Eropa dan Amerika, terus dilakukan untuk meningkatkan investasi baru di Batam. Saat ini kami memang masih menganggap Asia paling potensial dibanding daerah lain," kata dia. (Antara)
"Sejak Batam ditetapkan sebagai FTZ, sesungguhnya sudah menggunakan mekanisme seperti AFTA. Batam lebih dahulu sudah menjadi pasar bebas," kata dia di Batam, Rabu.
Selama ini, kata dia, Batam sudah mampu bersaing dilihat dengan investasi asing dan lokal yang terus menerus tumbuh sehingga menjadi salah satu kawasan investasi favorit Asia Pasifik.
"FTZ Batam sudah siap dan berjalan sesuai keinginan, investasi terus meningkat meski sejumlah negara membangun kawasan-kawasan industri baru dengan berbagai kemudahan. Tidak perlu khawatir lagi saat pemberlakuan AFTA," kata Djoko.
Djoko menegaskan dari sisi bea masuk FTZ Batam dan AFTA untuk kawasan non-FTZ di daerah Indonesia lainnya nantinya akan memiliki dampak yang sama. Namun BP Batam tetap optimistis industri di FTZ akan tetap dapat bersaing dengan fasilitas yang ada.
"Kami sudah sejak lama mempersiapkan diri. Kami tidak perlu khawatir karena FTZ sudah memiliki nilai tambah dari efisiensi biaya produksi. Kami juga terus membangun dan memiliki infrastruktur yang memadai," kata dia.
BP Batam mencatat, kumulatif investasi total padak 2007 mencapai 13,08 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Kumulatif investasi total pada 2008 naik dari 13,08 menjadi 13,66 miliar dolar AS.
Pada 2009, kumulatif investasi total juga mengalami kenaikan menjadi 14,10 miliar dolar AS. Untuk 2010 kumulatif investasi total 14,59 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sekitar 49 juta dolar AS dibanding 2009.
Selanjutnya 2011 kumulatif investasi total 14,74 miliar dolar AS dan Untuk 2012 juga mengalami kenaikan dengan nilai kumulatif investasi mencapai 15,69 miliar dolar AS. Angka tersebut naik pada 2013 menjadi 16,14 miliar dolar AS.
"Promosi di sejumlah negara, terutamanya di kawasan Asia selain Eropa dan Amerika, terus dilakukan untuk meningkatkan investasi baru di Batam. Saat ini kami memang masih menganggap Asia paling potensial dibanding daerah lain," kata dia. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar