Batam (ANTARA Kepri) - Pengusaha Swiss mengincar pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, menyusul rencana Badan Pengusahaan Batam yang ingin mengembangkan Bandara di kawasan tersebut.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho, di Batam, Kamis, mengatakan, sejumlah pengusaha Swiss menyampaikan minatnya untuk membangun Bandara tersebut pada pertengahan Desember 2011 untuk melihat secara langsung potensi investasi Batam.

"Dalam kunjungan itu, mereka sempat menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan Bandara Internasional Hang Nadim," kata Djoko.

Ia mengatakan, BP Batam berencana mengembangkan Bandara Hang Nadim dalam waktu dekat, karena saat ini tidak mampu lagi menampung arus penumpang sebagai pengguna.

Berdasarkan rencana disain BP Batam, daya tampung terminal akan ditingkatkan bertahap menjadi 8.300.000 penumpang pertahun dari daya tampung sekarang 3.300.000 penumpang pertahun.

"Saat ini rencana pengembangan tersebut dalam pembahasan," kata dia.

Djoko mengatakan, jumlah penumpang pesawat dari bandara tersebut dalam dua tahun terakhir sudah melebihi daya tampung wajar terminal. Pada 2010, penumpang mencapai 3.332.835 sementara pada 2011 jumlahnya diperkirakan lebih banyak lagi.

Selain daya tampung, BP Batam juga berencana memperluas apron dari 110.541 meter persegi menjadi 170.000 meter persegi.

Beberapa waktu lalu, BP Batam juga menandatangai kerjasama dengan maskapai Lion Air yang akan membangun hanggar di bandara tersebut.

Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam hanya satu dari sekian banyak infrastruktur di kawasan tersebut yang akan dikembangkan sebagai penunjang status perdagangan bebas (FTZ) agar bisa bersaing dengan wilayah bebas lain terutama di ASEAN.

Infrastruktur lain yang akan dikembangkan antara lain pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh senilai Rp7 triliun dengan menggandeng Pelindo II, pengembangan Pelabuhan Kontainer Batu Ampar memiliki nilai investasi Rp366 miliar untuk tiga tahun ke depan, serta pengembangan kereta api dengan perkiraan nilai investasi Rp2,4 triliun.

(KR-LNO/E008)