Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 22 Februari 2012

SPC Dianggap tak Bermanfaat

Satu Persatu Provinsi Mundur

BATAM CENTRE – Tidak berjalan lancarnya program promosi bersama ini membuat satu persatu daerah yang berkontribusi mundur teratur dari kerjasa sama yang dibangun paraubernur se-Sumatera dalam wadah Sumatera Promotion Center.
Sumatera Barat misalnya, sejak 2010, bersama provinsi lainnya di Sumatera tidak aktif lagi dalam kegiatan promosi di SPC Batam itu. Dan pada 2011, seluruh asset Sumbar yang ada di gedung itu, sudah dibongkar termasuk display permanen yang menampilkan potret Sumbar karena sempat menjadi temuan Inspektorat Sumbar.

PT.SPC dirasakan tidak lagi memberikan manfaat. Sewa gedung yang terbilang mahal menyebabkan tidak ada lagi yang sanggup bertahan. Berbeda ketika awal didirikan tahun 2005, PT.SPC turut member andil bagi kemajuan perekonomian Sumbar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sumbar, Masrul Zen didampingi Sekretaris Zainal Abidin kepada Haluan kemarin di Padang menjelaskan, keikutsertaan Sumbar di PT.SPC berdasarkan kesepakatan gubernur se-Sumatera di Lagoi, bahwa untuk mengejar ketertinggalan Sumatera dari Jawa perlu disatukan gerak dengan melakukan berbagai kegiatan.

“Dulu, kurun waktu 2005-2006, PT.SPC ikut memberi andil pertumbuhan ekonomi masyarakat Sumbar, seperti kunjungan wisata ke daerah ini meningkat, perdagangan dari Malaysia dan Singapura dan juga peluang investasi,” katanya.

Dan saat pendiriannya, Pemprov Sumbar melalui PT.Andalas Tuah Sakato (PT.ATS) turut serta menyetor dana sebagai saham di PT.SPC sebesar Rp100 juta. PT.SPC berdiri dan bermarkas di gedung milik Pemprov Riau di Batam. Tetapi PT.SPC tidak mampu membayar biaya operasionalnya yang mencapai Rp500 juta/bulan.

Dan ketika Pemprov Riau menyerahkan pengelolaan gedung ke Nine One-One Jakarta, PT.SPC tidak lagi punya taring. Semua ketentuan di gedung itu ditentukan pihak pengelola, termasuk sewa gedung Rp7,5 juta/bulan. Hal ini menyebabkan PT.SPC menjadi tersingkir.

“Sejak itu pula, aktifitas promosi menjadi tersendat. Sebab biaya promosi yang dipatok pengelola sangat memberatkan. Dan secara perlahan, asset di gedung itu menjadi tidak terurus dan tingkat kunjungan pun menurun dan akhirnya berhenti sama sekali,” kata Masrul.

Karena selalu dianggarkan dalam APBD Sumbar untuk sewa gedung, tetapi hasilnya tidak ada, dan kemudian menjadi temuan Inspektorat Sumbar maka akhirnya aktifitas di PT.SPC ditutup, dan seluruh asset di bawa kembali.

Kini SPC berganti nama menjadi Sumatera Convention Centre (SCC). Bangunan yang terletak di daerah Batam Centre ini terletak di lokasi yang strategis, berdekatan dengan pelabuhan feri international Batam Centre, pusat perdagangan dan pemerintahan. Membuat gedung yang dibangun dengan biaya mencapai Rp70 miliar yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Riau, Otorita Batam dan Pemko Batam tersebut memiliki nilai lebih dibanding tempat promosi lainnya.

"Pada 2009, SPC berubah nama menjadi SCC," ungkap Manager Pengelola SCC, Donny saat dihubungi, kemarin.

Menurut Donny, perubahan identitas dari SPC ke SCC ini merupakan langkah baru untuk membawa SCC sebagai kantor kelas dunia dan referensi tempat pameran yang memiliki sentuhan teknologi tingi atau high-end.

Dibanding lokasi promosi lain seperti mall dan lainnya, SCC memiliki kelebihan tersendiri. Diantaranya berdiri diatas tanah yang luas dengan ukuran 30 ribu m2 dengan atrium yang luas.

Karena memang dikhususkan sebagai tempat pameran, target pengunjung yang ditentukan juga lebih mudah diketahui. Karena pengunjung yang datang bisa dipastikan benar-benar ingin mengunjungi pameran.

"Ini berbeda dengan pameran yang dilakukan di mall, yang target pengunjungnya susah diketahui. Apakah benar-benar ingin melihat pameran atau hanya sekedar jalan, belanja dan lainnya. Kalau pameran di SCC, kita berani mengklaim, berapa banyak kunjungan yang masuk," ujarnya.

Sedangkan terkait harga untuk lokasi pameran yang dinilai mahal, Donny menyatakan bahwa hal itu relatif. Karena untuk menentukan harga, pihak pengelola juga tidak kaku, masih bisa dirundingkan bersama. Sementara untuk biaya perawatan dan operasional rutin pengelolaan yang dikeluarkan selama ini, Donny enggan menanggapi.

Meski masih terlihat megah, beberapa bagian gedung terlihat mulai digerogoti kerusakan yang memerlukan perbaikan. Seperti atap gedung SCC yang beberapa gentengnya bocor dan jalan belakang yang mulai ambles. Tepat di tengah jalan yang ambles tersebut, diletakkan bunga beserta potnya.

Sepi dengan pameran dan kegiatan promosi, saat ini masih terdapat sejumlah tenant yang memusatkan aktifitas di gedung tersebut. Seperti Bank BNI, Harbour Cafe, Pusat Pelayanan Terpadu Pemko Batam, BKPM, internet data centre dan lainnya. (wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar