Beberapa tiang penyangga atap sudah pada keropos. Atap jembatan pun hancur berantakan. Jika diperhatikan, kerusakan bukan hanya pada fisik jembatan namun juga pada aspal jalan di bawahnya, yakni yang menjadi laluan busway.
"Jembatan ini masih digunakan orang banyak juga. Memang cukup berbahaya, tapi mau bagaimana lagi, jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat," kata Ali, warga Tiban Kampung ditemui di lokasi, Kamis (16/2).
Ali mengaku, setiap pagi dan menjelang malam, dirinya memakai jembatan ini untuk menyeberang. Dia bekerja di kawasan Nagoya. Karena itu, harus menyeberang dari Tiban Kampung ke Tiban Centre untuk mendapatkan angkutan umum yang sering berhanti di seberang jalan, di bawah jembatan.
Menurut Ali, walau kondisi jembatan bisa dikatakan rusak parah, namun bila siang atau menjelang sore, banyak anak-anak sekolah yang berdiri atau duduk-duduk di badan jembatan. Dari atas jembatan, suasana memang cukup nyaman. Selain semilir angin, orang juga bisa bebas melihat lalu-lalang kendaraan dari dua arah berlawanan, termasuk melihat suasana lingkungan di sekitar jembatan.
Di sisi kanan jembatan, persisnya depan dealer Honda Tiban Centre tersebut, selama ini sering dijadikan tempat pangkalan para pengemudi taksi untuk menunggu penumpang. Di tempat itu pula, ada penjual makanan dan minuman yang biasa melayani pembeli dari para pejalan kaki maupun supir taksi.
Sementara itu di sisi kiri jembatan yang berada di depan Tiban Kampung itu, di bawah jembatannya menjadi tempat parkir motor warga.
Jembatan ini sekitar tahun 2008 silam juga pernah mengalami kerusakan cukup parah akibat truk pengangkat pipa menabrak salah satu tiang penyangganya. Sehingga menyebabkan jembatan tersebut miring. Sempat ada perbaikan, namun tidak selesai dengan sempurna.
Jika malam, suasana di jembatan ini sangat gelap karena lampu penerangan rusak. Kondisi itu sering dimanfaatkan anak-anak remaja untuk nongkrong bergerombol. Laporan dari warga, banyak di antara anak-anak remaja itu yang mabuk-mabukan, bahkan ada yang ngelem.
Di salah satu sudut jembatan, tampak puluhan botol bekas minuman keras berbagai merek yang diletakkan agak tersembunyi. Begitu juga dengan plastik-plastik yang terlihat bekas dipakai untuk ngelem, berserakan begitu saja.
"Dulu pernah juga ada kasus penodongan dan pelecehan seksual di jembatan ini. Sudah lama juga (kejadiannya), lupa kapan pastinya," ujar Arnol, pelajar SMP yang ditemui sedang asyik berbincang bersama teman-temannya di atas jembatan itu.
Aulia (31) pemilik salah satu warung di dekat jembatan mengakui, kalau tempat itu memang sering dijadikan tempat kumpul-kumpul anak-anak remaja. Namun dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan anak-anak tersebut, apakah mabuk atau memang menikmati suasana malam.
Dia berharap pemerintah segera memperbaiki kondisi jembatan tersebut karena memang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar. "Kalau dibiarkan begitu terus, ya pasti tambah parah rusaknya. Sementara masyarakat sangat membutuhkan jembatan ini," katanya.
Pengurus Gabungan Pengusaha Konsturksi (Gapensi) Kota Batam Djoko Mulyono juga menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi jembatan penyebarangan itu.
"Sudah tidak terawat ya. Itu, kondisi konstruksi atapnya kalau tidak segera diperbaiki bisa membahayakan pengguna jembatan dan pengguna jalan raya. Memang harus dilakukan perbaikan segera," katanya. (jailani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar