(sumber Batam Pos) 16 November 2011
Selama 16 tahun mengelola air bersih di Batam, permintaan sambungan baru oleh pelanggan ke PT Adhya Tirta Batam (ATB) selalu meningkat. Jika dibanding awal pengelolaan, jumlah pelanggan sekarang naik sekitar 1.000 persen.
Genap 16 tahun ATB mengemban amanat berupa konsesi pengelolaan air bersih dengan pemerintah Batam melalui BP Batam (dulu Otorita Batam-red). Selama itu pula, terjadi kenaikan signifikan jumlah pelanggan sambungan air, berbanding lurus dengan kenaikan jumlah penduduk Batam. Tahun 1995, tepat saat ATB mulai mengelola air untuk masyarakat Batam, jumlah pelanggan hanya berkisar 13 ribu. 16 tahun berselang, jumlah tersebut telah mencapai 190 ribu orang atau naik sekitar 1.000 persen.
Sebagai daerah yang tidak memiliki sumber mata air, air baku di Batam sepenuhnya diambil dari dam yang dibangun oleh BP Batam. Saat ini, ada tujuh dam yang beroperasi yaitu di Mukakuning, Duriangkang, Tanjungpiayu, Nongsa, Baloi, Seiharapan dan Seiladi. Tujuh dam tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 3.555 liter per detik.
Kapasitas tersebut telah melebihi estimasi kebutuhan penduduk Batam saat ini, dengan kelebihan sebanyak 20 persen. Hal itu juga merupakan imbas dioperasikannya DK 4 Duriangkang yang mampu menyuplai air hingga ke wilayah Batuaji, Sagulung dan Tanjunguncang. “Dengan dibukanya ini (DK 4 Duriangkang-red) kami bisa mengalirkan air selama 24 jam ke seluruh pelanggan,” ujar Presiden Direktur ATB, Graham John Fairclough.
Keberhasilan dari segi kuantitas berupa jumlah pelanggan, hendak diimbangi dengan kualitas air yang dihasilkan. Selain sudah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan, ATB juga telah memenuhi standar air yang ditentukan oleh WHO (organisasi kesehatan dunia). Kalaupun ada masalah, biasanya berupa keruhnya air sesaat setelah terjadinya mati lampu. “Itu karena ketika mati lampu, pipa tidak dialiri air. Kemudian setelah listrik menyala, semburan air yang kencang biasanya menghanyutkan elemen-elemen halus yang mengendap di pipa, itulah yang bikin keruh,” papar Graham.
Namun, kendala ini tengah diatasi dengan dibangunnya reservoir atau tempat penampungan air. Penampungan ini akan difungsikan dengan mengalirkan cadangan air saat terjadi pemadaman listrik. Aliran air yang terus menerus akan mencegah adanya elemen menempel di dinding pipa yang berakibat pada kekeruhan air. Di samping itu, reservoir ini juga diharapkan mampu menghemat daya listrik yang digunakan. Saat ini, sudah ada 12 reservoir yang beroperasi dan jumlah tersebut akan terus ditingkatkan.
ATB juga berupaya untuk terus berinovasi melayani masyarakat. Seiring pertumbuhan penduduk dan pembukaan kawasan tinggal baru, perusahaan ini juga kontinu mengembangkan layanannya. Salah satunya dapat dilihat dari beberapa proyek besar yang dilakukan ATB pada semester akhir 2011. Misalnya proyek pemasangan pipa transmisi Tembesi–Tanjunguncang, Baloi-Bukit Senyum, Sukajadi-Simpang Jam, dan juga tangki reservoir raksasa di Batuaji. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar