"Kami menduga telah terjadi malpraktek saat operasi itu," kata salah seorang keluarga Hermina kepada wartawan di RSOB, Jumat (25/11).
Menurut keterangan keluarga, Hermina menderita kanker di bagian kepala. Pada mulanya, Hermina dirawat di Rumah Sakit Awal Bross (RSAB). Namun, karena di RASB alatnya terbatas, maka Hermina pun dirujuk ke Rumah Sakit Elisabeth di Lubukbaja. Namun, di sini pun serupa, alat-alat untuk operasinya dianggap tak memadai untuk penyakit yang diderita Hermina. Maka dia pun dirujuk ke RSOB.
Pihak RSOB menyanggupi untuk melakukan operasi, yakni Kamis (24/11) sekitar pukul 16.00 WIB dengan dokter yang menangani adalah dokter HJS yang merupakan dokter spesialis bedah syaraf di rumah sakit pemerintah tersebut.
"Tapi, tiba-tiba kami mendapat informasi kalau dokter yg akan mengoperasi sudah ada di Bali, dan Hermina malah ditangani oleh dokter umum," kata kerabat Hermina itu.
Keluarga sangat khawatir terjadi apa-apa dengan Hermina. Pasalnya kondisinya paska operasi masih parah, belum sadar dan dirawat diruang ICU RSOB.
"Kami khawatir kalau terjadi apa-apa sama dia (Hermina)," ujarnya.
Sementara itu, Humas RSOB, Wawan, saat dikonfirmasi membantah kalau dokter HJS yang mengoperasi Hermina lari dari tanggung jawab. Menurut dia, dokter tersebut berangkat ke Bali untuk mengikuti seminar yang sudah dijadwalkan jauh hari sebelumnya.
"Beliau mengikuti seminar ke Bali. Pasien sudah ditangani secara medis dan ditangani oleh dokter Hari Triono, bagian bedah umum," kata Wawan.
Wawan pun menegaskan kalau kondisi pasien (Hermina) saat ini sudah mulai membaik dan mendapat penanganan medis secara intensif.
"Sudah ditangani secara medis.kodisi sudah normal. Tidak ada malpraktek, cuma pasiennya saja panik," terangnya.
Saat disinggung soal detail penyakit yang dialami Hermina, Wawan enggan berkomentar lebih jauh. Kata dia, untuk masalah medis pasien merupakan wewenang dari dokter yang menanganinya. (cw57)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar