Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Selasa, 07 Januari 2014

Tongkang Tabrak Jembatan II Barelang

Senin, 06 January 2014 ( sumber : Haluan Kepri
 
Peristiwa tertabraknya jembatan Batam-Rempang dan Galang (Barelang), kembali terulang. Jika pada 6 Juni 2012 lalu yang ditabrak adalah jembatan VI, Minggu (5/1) sekitar pukul 03.00 WIB, kemarin, giliran jembatan II. Beruntung, jembatan yang menghubungkang Pulau Tonton dan Pulau Nipah itu tidak rusak parah.    BARELANG (HK)- Peristiwa tertabraknya jembatan Batam-Rempang dan Galang (Barelang), kembali terulang. 


Jika pada 6 Juni 2012 lalu yang ditabrak adalah jembatan VI, Minggu (5/1) sekitar pukul 03.00 WIB, kemarin, giliran jembatan II. 
Beruntung, jembatan yang menghubungkan Pulau Tonton dan Pulau Nipah itu tidak rusak parah.

Jembatan II, salah satu ikon wisata Kota Batam itu, ditabrak kapal tongkang Kurnia Subur 3 milik PT Sambu. Informasi yang dihimpun Haluan Kepri di lokasi kejadian, awalnya tongkang tersebut lego jangkar di perairan jembatan II Barelang, yang berdekatan dengan Hotel Golden Fish.

Karena angin kencang serta air laut pasang, akhirnya tali tongkang putus lalu tongkang dibawa arus laut hingga akhirnya menabrak jembatan II.

Suara dentuman keras saat tongkang Kurnia Subur 3 menabrak jembatan, membuat sebagian warga yang bermukim tidak jauh dari jembatan II, kaget dan bangun dari tidur.

Tidak hanya warga, petugas Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam yang sedang berjaga pun kaget mendengar suara dentuman keras itu.

Setelah dicari tahu asal suara, ternyata petugas dan warga melihat sebuah tongkang yang hanyut menabrak tiang penyangga jembatan II Barelang.

"Kami langsung menyisir ke segala tempat setelah mendengar suara dentuman itu. Bahkan kami juga menanyakan ke pemilik warung Sitompul yang berada dekat jembatan II. Namun juga dijawab tidak tahu. Sekitar satu jam lebih baru diketahui kalau tongkang Kurnia Subur 3 tabrak tiang penyangga jembatan II," kata salah seorang petugas Ditpam BP Batam.

Ia menambahkan, setelah kejadian tersebut, pemilik  tongkang langsung menarik tongkang kembali ke tempat semula, dekat perairan Hotel Golden Fish.

Yuni, warga yang tinggal di sekitar jembatan II mengaku tidak tau persis peristiwa tertabraknya jembatan. Namun, ia mengaku mendengar suara keras saat sedang tertidur pulas.

"Saya terkejut dan terbangun dari tidur. Awalnya menganggap ada angin ribut, tapi saat keluar dari rumah, tidak melihat ada barang atau benda yang terbang tertiup angin. Karena masih ngantuk, saya kembali masuk ke dalam rumah dan tidur kembali," tutur Yuni.

Dia mengaku, baru tahu setelah pagi harinya, setelah melihat beberapa petugas Ditpam berada di atas jembatan melihat ke arah bawah jembatan.

"Saya tidak tahu awalnya. Tapi saya lihat ada petugas Ditpam mengecek jembatan itu, langsung aja saya tanya. Rupanya suara keras dentuman tadi malam itu bersal dari kapal tongkang yang menanbrak tiang penyangga jembatan II," ujarnya.

Direktur PTSP dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho, ditemui di atas jembatan II membenarkan jembatan tersebut ditabrak sebuah kapal. Djoko pun menceritakan kronologi tertabraknya jembatan II.

"Tongkang itu awalnya lego jangkar di perairan sekitar Golden Fish. Tiba-tiba sekitar pukul 03.00 WIB subuh, angin laut sangat kencang serta air laut pasang sehingga menyebabkan tali kapal putus, lalu kapal hanyut dibawa arus laut ke arah Jembatan II," ceritanya.

Meski menabrak bagian bawah Jembatan II Barelang, kata dia, tongkang bermuatan kosong itu berhasil melewati sisi jembatan saat kejadian.

"Kami sudah laporkan kejadian ini ke Polair. Bahkan, anggota Ditpam juga sudah turun ke lokasi mengecek kondisi jembatan," ujar Djoko.

Ia menuturkan, jika terdapat kerusakan pada tiang penyangga jembatan, maka BP Batam akan menuntut ganti rugi pada pemilik kapal.

"Masih dilakukan pemeriksaan kapal, belum dapat dipastikan berapa lama. Kami pun masih mengecek dulu ada kerusakan atau tidak. Kalau ada, mereka (pemilik kapal) harus ganti rugi," tutup Djoko.

Seperti diberitakan, pada 6 Juni 2012 lalu sekitar pukul 03.10 WIB, kapal asing Ausie I menabrak  Jembatan VI. Akibatnya, jembatan yang menghubungkan Pulau Galang-Galang Baru itu bergeser 1,2 meter dari posisi semula. Untuk beberapa hari lamanya masyarakat tak diperbolehkan melintasi jembatan tersebut.

Jembatan Barelang dibangun tahun 1992 atas prakarsa BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Total keseluruhan jembatan Barelang adalah sekitar 2.264 meter. Rinciannya, jembatan I panjangnya 642 meter, jembatan II 420 meter, jembatan III 270 meter, jembatan IV 365 meter, jembatan V 365 meter dan jembatan VI 180 meter. Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam-Setokok-Nipah-Rempang dan Pulau Galang. (cw71)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar