Kapal Penabrak Masih Ditahan
Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam sudah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Jembatan II Barelang yang ditabrak tongkang, Minggu (5/1) lalu. Dari hasil pemeriksaan itu, tidak ditemukan kerusakan berarti pada bahu jembatan. Hanya ada bekas benturan pada bearing Jembatan II tersebut.
Demikian disampaikan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi DJoko Wiwoho, Rabu (8/1) di Batam. “Hasil pemeriksaan jembatan, tidak ada keretakan atau kerusakan berarti,” katanya.
Menurut Djoko yang ikut turun ke Jembatan II bersama tim teknis BP Batam, bekas benturan terlihat pada bearing. Dengan demikian, kondisi jembatan dinyatakan dalam kondisi normal.
“Hanya bearing yang kelihatan bekas benturan. Bearing itu semacam shock breaker agar jembatan fleksibel,” sambungnya.
Meski tidak ada kerusakan berarti, bukan berarti kapal yang menabrak jembatan tersebut langsung dilepaskan begitu saja. Saat ini, kapal tersebut masih ditahan pihak Kantor Pelabuhan Laut BP Batam. Kapal masih akan ditahan dan belum bisa berlayar, hingga permasalahaannya selesai.
“Aspek yang belum selesai atas kejadian itu, terkait dengan kesyahbandaran-nya,” imbuh Djoko.
BP masih memeriksa apakah kapal itu melanggar aturan kesyahbandaran, saat ditambatkan di sekitar Restoran Golden Fish Jembatan II.
Sekedar diketahui, Otorita Batam (OB) yang ganti baju saat ini menjadi BP Batam membangun enam jembatan yang menghubungkan Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang hingga Pulau Galang Baru.
Seluruh jembatan sudah diberi nama. Namun, belakangan ini seluruh jembatan disana lebih dikenal Jembatan Barelang I, II, III, IV, V dan VI.
Padahal, keenam buah jembatan Barelang tersebut punya nama yakni Jembatan Tengku Fisabilillah (Jembatan I), Jembatan Nara Singa (Jembatan II), Jembatan Raja Ali Haji (Jembatan III), Jembatan Sultan Zainal Abidin (Jembatan IV),Jembatan Tuanku Tambusai (Jembatan V) dan Jembatan Raja Kecik (Jembatan VI).
Jembatan II yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah berbentuk lurus tanpa lengkungan dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter. Tidak kalah megahnya dengan jembatan sebelumnya.
Jembatan Barelang merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri. Dibangun untuk memperluas wilayah kerja Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.
Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992-1998). Enam buah jembatan megah ini merupakan proyek vital sebagai penghubung jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.Minggu (5/1) lalu sekitar pukul pukul 03.00, ditabrak kapal tongkang Kurnia Subur 3.
Awalnya tongkang tersebut lego jangkar di perairan Jembatan II Barelang yang berdekatan dengan Hotel Golden Fish.
Karena angin kencang serta air laut pasang, akhirnya tali tongkang putus lalu tongkang dibawa arus laut hingga akhirnya menabrak Jembatan II.Suara dentuman keras saat tongkang Kurnia Subur 3 menabrak jembatan, membuat sebagian warga yang bermukim tidak jauh dari Jembatan II kaget dan bangun dari tidur.(MARTUA-MARTUNAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar