Batam, 28/7 (ANTARA) - Mustofa Wijaya, ketua Badan Pengusahaan Kawasan Batam, menegaskan bahwa wilayah Baloi Kolam merupakan lahan hutan lindung sehingga tidak bisa mendapatkan sambungan aliran listrik maupun air bersih secara legal.
"Wilayah Baloi Kolam merupakan lahan hutan lindung," katanya, Rabu.
Dia mengatakan, tuntutan warga Baloi Kolam yang mengadakan unjuk rasa meminta sambungan listrik dan air bersih ke tempat tinggalnya sangat sulit untuk diwujudkan.
Alasannya, apabila mengacu pada aturan Undang-undang bahwa kawasan hutan lindung tidak dapat dijadikan permukiman sebelum dilakukan alih fungsi lahan.
Namun dia mengatakan lembaganya akan melakukan koordinasi dan berdialog dengan warga untuk mencari titik temu dari permasalahan ini.
Bambang Mardjito, Kepala Sub Direktorat Alokasi Tanah Wilayah I BP Kawasan Batam, di tempat terpisah mengatakan lahan Baloi Kolam telah dialokasikan ke investor namun hal itu masih terganjal akibat status lahan hutan lindung yang disandangnya.
"Salah satu syarat penyambungan listrik dan air ke suatu wilayah adalah kejelasan status lahan ujarnya," katanya.
Dalam pertemuan dengan perwakilan dari BP Kawasan Batam itu, warga Baloi Kolam meminta rekomendasi dari lembaga tersebut untuk pemasangan aliran listrik dan air.
Namun Kepala Bidang Humas BP Kawasan Batam Dendy Gustinandar mengatakan pihaknya tidak bisa memberikan rekomendasi tersebut.
"BP Kawasan Batam hanya memberikan keterangan soal legal atau tidaknya sebuah lahan hunian," kata Dendy.
Dendy mengatakan dirinya akan membawa aspirasi warga ke tingkat pimpinan.
Ardin Ginting (48), perwakilan warga Baloi Kolam meminta pihak BP Kawasan dapat memberikan jawaban kepada warga secepat mungkin.
Dia mengkhawatirkan adanya potensi konflik antara warga dengan pemilik pembangkit listrik di Baloi Kolam yang disebutnya tidak senang dengan keinginan warga yang meminta suplai listrik dari PLN Batam.
Pertemuan tersebut akhirnya disepakati bahwa BP Kawasan Batam akan memberikan jawaban soal suplai listrik ke Baloi Kolam dalam sepekan ke depan.
"Apapun hasilnya kita harus terima," kata Dendy.
(T.pso-142/B/S005/S005) 28-07-2010 23:48:20 NNNN
"Wilayah Baloi Kolam merupakan lahan hutan lindung," katanya, Rabu.
Dia mengatakan, tuntutan warga Baloi Kolam yang mengadakan unjuk rasa meminta sambungan listrik dan air bersih ke tempat tinggalnya sangat sulit untuk diwujudkan.
Alasannya, apabila mengacu pada aturan Undang-undang bahwa kawasan hutan lindung tidak dapat dijadikan permukiman sebelum dilakukan alih fungsi lahan.
Namun dia mengatakan lembaganya akan melakukan koordinasi dan berdialog dengan warga untuk mencari titik temu dari permasalahan ini.
Bambang Mardjito, Kepala Sub Direktorat Alokasi Tanah Wilayah I BP Kawasan Batam, di tempat terpisah mengatakan lahan Baloi Kolam telah dialokasikan ke investor namun hal itu masih terganjal akibat status lahan hutan lindung yang disandangnya.
"Salah satu syarat penyambungan listrik dan air ke suatu wilayah adalah kejelasan status lahan ujarnya," katanya.
Dalam pertemuan dengan perwakilan dari BP Kawasan Batam itu, warga Baloi Kolam meminta rekomendasi dari lembaga tersebut untuk pemasangan aliran listrik dan air.
Namun Kepala Bidang Humas BP Kawasan Batam Dendy Gustinandar mengatakan pihaknya tidak bisa memberikan rekomendasi tersebut.
"BP Kawasan Batam hanya memberikan keterangan soal legal atau tidaknya sebuah lahan hunian," kata Dendy.
Dendy mengatakan dirinya akan membawa aspirasi warga ke tingkat pimpinan.
Ardin Ginting (48), perwakilan warga Baloi Kolam meminta pihak BP Kawasan dapat memberikan jawaban kepada warga secepat mungkin.
Dia mengkhawatirkan adanya potensi konflik antara warga dengan pemilik pembangkit listrik di Baloi Kolam yang disebutnya tidak senang dengan keinginan warga yang meminta suplai listrik dari PLN Batam.
Pertemuan tersebut akhirnya disepakati bahwa BP Kawasan Batam akan memberikan jawaban soal suplai listrik ke Baloi Kolam dalam sepekan ke depan.
"Apapun hasilnya kita harus terima," kata Dendy.
(T.pso-142/B/S005/S005) 28-07-2010 23:48:20 NNNN
Copyright © ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar