Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Jumat, 30 Juli 2010

Importir Harus Pasok Gula Lokal




Jumat, 30 Juli 2010 09:00 (sumber Batam Pos,versi asli)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam Ahmad Hijazi, mengatakan pemberi kebijakan impor gula yaitu Badan Pengusahaan (BP) Kawasan dan Dewan Kawasan (DK) harus selektif menentukan importir. Kebijakan yang salah bahkan bisa menyebabkan pasokan gula kosong.
Sampai saat ini, 700 ton lebih gula lokal dari Lampung sudah masuk ke Batam. Bahkan pekan depan datang lagi 400 ton lebih. Total gula lokal yang akan tiba 1.200 ton dari kuota 2.000 ton.

”Sampai Idul Fitri, jumlah tersebut mencukupi. Setelah habis 2.000 ton bisa datang lagi. Untuk gula lokal bebas didatangkan sebanyak-banyaknya tanpa ada batasan waktu, kuota maupun pemain (pemasok),” katanya saat ditemui di kantornya kemarin.
Namun, adanya isu DK yang akan mengusahakan impor gula, bisa memprovokasi pengusaha tak mau lagi mendatangkan gula lokal. Padahal kebijakan impor gula tersebut belum tentu disetujui pemerintah pusat (Menteri Perdagangan). Harga gula impor lebih murah dari gula lokal. Apabila gula impor datang ketika masih beredar gula lokal, maka gula lokal tidak akan laku. Pengusaha lebih memilih untuk tak mendatangkan gula lokal.
“Seandainya kebijakan impor masih terkatung-katung dan pengusaha tak mau datangkan gula lokal maka dijamin terjadi kelangkaan gula di Batam,” terangnya.
Untuk itu, Hijazi mendesak BP Batam dan DK untuk menunjuk importir yang bersedia mendatangkan gula lokal. “Diharapkan dalam poin perjanjian disertakan hal tersebut. Seandainya telat atau tidak mau mendatangkan gula lokal, maka cabut izin impornya. Hal ini demi menjaga pasokan gula sepanjang tahun di Batam,” tuturnya.
Hijazi memaparkan alasan pengusaha berebut mengincar impor gula karena peluang untung besar, harga jual di luar negeri jauh lebih murah, tidak kena pajak dan sulit untuk mengecek harga di Thailand.
Menurut Hijazi, beberapa bulan lalu, impor gula 3.000 ton dipasok PT Batam Harta Mandiri (PT BHM), PT Pembanguan Kepri, PT Yong Chen Pratama Prakarsa, PT Pro Kepri Berjaya dan PT Sahabat Kerja Mandiri. ”Yang mau bertanggungjawab menyediakan gula lokal hanya PT BHM. Yang lainnya belum bertanggung jawab,” ungkapnya.
Pertimbangannya, lanjut Hijazi, apabila importir sekaligus penyedia gula lokal, maka bisa menjaga keseimbangan harga dan stok. ”Saat masa transisi ketika gula lokal hampir habis dan gula impor datang, maka akan bercampur di pasaran. Kerugian dari gula lokal bisa ditutupi dengan gula impor,” paparnya.
Dengan membiarkan perusahaan tak bertanggung jawab membuat berkembangnya spekulan di Batam. Hal ini bisa berbahaya bagi persaingan bisnis. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus punya rumusan yang integritas.
”BP Kawasan juga harus bertanggungjawab menyediakan stok gula sepanjang tahun. Komitmen ini yang harus dipersyaratkan pada importir. Atau masyarakat akan menuntut,” masih katanya.
Dikatakan Hijazi, kebijakan impor ini tak selamanya bisa didapatkan. Sebetulnya, gula lokal tak akan pernah kurang seandainya banyak perusahaan yang mau memasok. Kebijakan Gubernur yang menjanjikan gula impor semata-mata hanya untuk menekan harga.
Sementara gula lokal, terang Hijazi, sampai Lebaran nanti harga di Lampung Rp9.600. Tidak ada indikasi turun, malah diperkirakan akan naik. “Setelah beredar di pasaran tidak mungkin harganya dibawah Rp10 ribu,” imbuhnya.
Gula Ilegal Beredar di Batam
Selain itu, gula ilegal juga bisa mengancam stabilitas stok gula. Sekitar sebulan lalu, Disperindag Kota Batam menemukan gula ilegal merek Kopka yang beredar di tiga tempat di Batam. ”Gula tersebut setelah dicek di Sucofindo Surabaya ternyata memiliki Icumsa 35. Sementara yang diperbolehkan antara 70-200,” ungkap Hijazi.
Namun setelah mengetahui kebenaran gula ilegal ini, Hijazi mengaku tak bisa menemukannya lagi ketika kembali mengeceknya. ”Sepertinya ada yang mencoba-coba memasukkan gula ilegal namun karena sudah tercium langsung ditarik kembali,” akunya.
Keberadaan gula ilegal juga bisa menyebabkan krisis gula. Gula lokal tentu tak akan bisa menyaingi harga gula ilegal. Namun gula impor tak mempunyai pasokan yang kontinyu. “Dengan keberadaan gula ilegal pengusaha tentu tak mau memasok gula lokal karena dipastikan akan rugi. Saat pasokan tidak pasti, tentu akan terjadi krisis,” sebutnya.
Namun Hijazi mengaku mudah saja mendeteksi keberadaan gula ilegal. Ketika dipasaran beredar gula ilegal saat tidak dibuka kran impor dan setelah dicek ternyata icumsanya tidak memenuhi. ”Oleh sebab itu, jangan berniat dan coba-coba memasukkan gula ilegal,” ungkapnya.
Tak Bisa Beri Sanksi Importir
Kendati Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan tak akan membuka kran impor gula ke Batam. Namun Badan Pengusahaan (BP) Batam tetap persuasif pada para importir gula.
Bahkan BP Batam mengajak para importir gula Batam yang masih punya rasa kepedulian pada nasib bangsa Indonesia, untuk berkenan membeli gula dari dalam negeri sementara waktu ini sebelum gula impor dibuka. Pasalnya stok gula di Batam saat ini sudah tinggal satu minggu saja.
”Ya kita tidak bisa memberi sanksi pada importir gula karena bukan kewenangan kita. Lagi pula mereka itu memang importir (pemasok barang dari luar negeri, red). Bukan distributor yang memang fokusnya memasukkan barang skala lokal saja,” kata Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam, Fathullah, Kamis (29/7).
Ditanya ada berapa importir gula sebenarnya yang ada di Batam? Mantan Humas OB Batam ini mengaku hanya ada tiga. Tapi sayang saat ditanya siapa saja ketiga importir tersebut, pria murah senyum ini mengaku tidak hafal.
“Wah saya baru di pos ini, saya juga belum pernah bertemu langsung dengan importirnya,” elak Fathullah.
Sedangkan dalam catatan Batam Pos, ketiga importir gula itu yakni PT Batam Harta Mandiri (BHM) PT Pembangunan Kepri dan PT Pro Kepri Berjaya.
Sebagaimana diberitakan koran ini, dari hasil sidak pasar yang dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri HM Sani dan unsur pemerintah lainnya, menyebutkan stok gula saat ini tinggal satu minggu lagi. Kondisi tersebut tentu membuat masyarakat Batam resah. Apalagi puasa tinggal menghitung hari lagi saja. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar