Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 15 Juli 2010

Gula Menghilang di Pasaran





Kamis, 15 Juli 2010 06:06 (sumber Batam Pos,versi asli)

Ramadan tinggal tiga pekan lagi. Situasi tersebut diduga mulai dimanfaatkan para pemain gula dengan mengurangi distribusi gula pasir ke pedagang dan pengecer termasuk para grosir di pasaran. Kondisi ini mengakibatkan salah satu barang kebutuhan pokok ini mulai langka akibat banyak menghilang di pasaran.
Gula yang beredar di pasaran itu sendiri adalah gula impor yang sejak beberapa bulan lalu kuotanya sudah habis. Badan Pengusahaan (BP) Batam tak lagi mengizinkan adanya impor gula di Batam.
Akibat permainan para spekulan gula ini, harga gula impor yang beredar itu kini dibandrol pedagang (pengecer) hingga Rp10 ribu per kilogram dan Rp9.500 di tingkat pedagang grosir.


Warga khususnya ibu rumah tangga mulai khawatir akan menipisnya stok gula dan tingginya harga di pasaran saat ini.


Gok Liem, salah satu pedagang eceran bahan kebutuhan pokok di Pasar Tos 3000, Jodoh mengatakan, harga gula naik hampir tiap harinya. Ironisnya, ia dan pedagang lainnya telah dibatasi untuk pembelian.
”Kata distributor, stok gula menipis jadi setiap toko dijatah tiga karung saja sekali beli,” ujarnya di tokonya kepada Batam Pos, kemarin (14/7).


Masih kata Liem, animo masyarakat untuk membeli gula sangat tinggi saat ini. Padahal harganya juga naik bahkan diprediksikan akan naik lagi jelang memasuki Ramadan dan Lebaran nantinya. ”Kami beli sekarung (50 Kg, red) Rp500 ribu. Hanya untuk beberapa hari saja,” ujarnya.


Hal senada disampaikan Sabri, pedagang grosir di Pasar Tos 3000, Jodoh. Menurutnya, suplai gula ke tokonya telah dikurangi distributor sejak pekan lalu dengan alasan stok gula yang masuk ke Batam dikurangi tanpa alasan yang pasti.


Menurut Sabri, harga gula per karung bakal capai Rp600-an ribu jika pemerintah daerah tidak mengambil sikap. Di tingkat gosir sendiri, harga jual gula curah impor itu Rp9.500 per kilonya.


Saat ini kata dia, stok gula dyang dijualnya tinggal beberapa karung lagi. Padahal dalam sehari, ia bisa menghabiskan dua hingga tiga karung.


Salah satu karyawan supermarket di kawasan pasar Tiban Centre mengatakan, mereka telah kehabisan stok gula untuk didagangkan. ”Katanya harga gula mau naik lagi,” katanya.


Naik Rp2 Ribu per Kg


Bahkan hampir semua pasar-pasar di kawasan Batam Centre, Rabu (14/7). Seperti Pasar Mitra Raya, Mega Legenda, Botania, dan Pasar Nasa Centre, gula pasir naik sampai Rp2 ribu per Kg-nya. Sebelumnya hanya dijual Rp8 ribu per kilogram (Kg) kini menjadi Rp10 ribu per Kg nya.


Aris, pemilik toko Indah di Pasar Mitra Raya, mengatakan harga gula pasir curah semuanya serentak naik karena dari distributornya memang harga per Kg nya naik sampai Rp2 ribu.


”Gimana nggak dinaikkan Mas, harga perkarungnya isi 50 Kg biasanya Rp400 ribu sekarang menjadi Rp500 ribu karena dari distributor saja sudah naik segitu, jadi kita jual dengan kenaikan harga segitu juga. Kalau kenaikannya diimbangi dengan stok gula yang lancar sih tak seberapa masalah, tapi ini stok gula pun susah carinya,” ujarnya.


Menurut Aris, kenaikan harga gula pasir ini disebabkan berkurangnya pasokan gula dari distributor ke toko-toko, bahkan untuk pesan stok sampai antre nunggu giliran dapat.


”Saya yakin seminggu ke depan mendekati bulan puasa ini stok gula akan langka di Batam karena sekarang saja pedagang hanya bisa mendapat pasokan dari distributor gula pasir lebih sedikit dari yang biasanya per minggu mendapat enam karung yang isi perkarungnya 50 Kg, sekarang ini hanya dapat setengahnya saja bahkan tidak sampai,” terangnya.


Aris menambahkan sekarang ini pembelian gula pasir dari distributor sudah tidak boleh berhutang lagi, padahal sebelumnya masih bisa berhutang. ”Yang saya takutkan bisa saja minggu depan harga gula pasir curah ini makin naik lagi, pasalnya di toko dan pasar sekarang ini sangat susah (langka) untuk mendapatkan pasokan gula pasir,” imbuhnya.


Jenis gula pasir curah yang ada di pasar sekarang ini ada gula lokal dan gula impor. Menurut Aris, biasanya gula impor saja mudah untuk di dapatkan, tapi sekarang sama langkanya dengan gula pasir lokal.


”Dulu Apindo yang melarang impor gula dari negara lain dan dijanjikan akan diusahakan stok gula aman dan lancar pasokannya, nyatanya dengan dihentikan impor gula dari negara lain, justru pedagang kesusahan stok,” keluhnya.


Hal senada dikatakan Edi, pedagang di Pasar Mega Legenda yang mengeluh susahnya mendapatkan stok gula pasir curah dari distributor. Menurutnya dengan naiknya harga gula pasir berdampak langsung dengan penjualan gula pasir ke masyarakat, karena harganya melambung.


”Masyarakat jadi mikir dua kali kalau mau belanja gula pasir, karena harganya jadi mahal sehingga mengurangi daya beli masyarakat kita yang kebanyakan tingkat ekonominya menengah ke bawah,” ujar Edi.


Edi berharap pemerintah dan pengusaha lebih peduli dan segera mencari solusi akan kondisi seperti kelangkaan gula pasir, pasalnya gula merupakan kebutuhan konsumsi sehari-hari masyarakat.


”Harusnya pemerintah bersama dengan pengusaha Kota Batam segera mengantisipasi kelangkaan gula pasir dan mencari solusi yang cepat dan tepat, karena bulan depan sudah mendekati Puasa dan Lebaran yang pastinya kebutuhan akan gula pasir meningkat dari biasanya dan ini sangat dicari masyarakat untuk kebutuhan membuat kue-kue persiapan Lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia,” harap Edi.


Untuk pemerintah dalam hal ini Disperindag Batam Edi, berpesan menjelang bulan Puasa dan Lebaran ini operasi pasar lebih digalakkan lagi serta intensitasnya lebih banyak dari biasanya, supaya pemerintah dan pengusaha tahu betul kondisi pedagang di pasar yang kesusahan dalam menjual dan mendapatkan stok dagangan seperti gula pasir ini.


Hijazi: Sudah Pesan 2 Ribu Ton


Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Kota Batam Ahmad Hijazi mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Perindag Provinsi Kepri mengatasi kelangkaan gula di Batam saat ini.


Menurutnya, pihak Disperidag Kepri Bidang Perdagangan Dalam Negeri melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (BUMN) telah memesan sebanyak 2 ribu ton gula dari Lampung.


”Ya, Insya Allah tanggal 21 Juli nanti sekitar 15 kontainer gula (2 ribu ton) akan datang dari Lampung. Mudah-mudahan bisa mengatasi kelangkaan jelang Ramadan,” ujar Hijazi tadi malam.


Dia mengaku, gula yang dipasok itu harga belinya sekitar Rp9.200 di Lampung. Diperkirakan harga jual pendistribusian di tingkat pengecer berkisar Rp10 ribu-an.


Masalah gula, kata Hijazi, Batam terus akan mengalami rawan kelangkaan, selama kebijakan buka tutup kran impor gula dari Pemerintah Pusat tidak tegas. ”Gula sekarang memang stoknya menipis. Sebab pengusaha enggan mengimpor gula lokal karena harganya mahal dibanding harga gula luar negeri. Isu-isu buka kran impor membuat pengusaha resah. Makanya mereka khawatir bila mengimpor gula lokal, takut harganya kalah saing dengan gula impor, bila kran impor dibuka.


Bawang Putih Turun, Bawang Merah Melambung


Sementara itu, harga bawang putih turun dari Rp40 ribu per kilogram (Kg) menjadi Rp24 ribu. Ini berbanding terbalik dengan harga bawang merah yang sebelumnya Rp14 ribu, kini mencapai Rp20 ribu per Kg nya. Kenaikannya mencapai Rp6 ribu per Kg.


Kenaikan harga bawang merah ini merata hampir di seluruh pasar-pasar di Batam, seperti di Pasar Mitra Raya, Nasa Centre, Botania, Mega Legenda, dan Pasar Cipta Puri Tiban.


Hal ini dibenarkan Rini, pedagang kelontong di Pasar Cipta Puri. Menurutnya, kenaikan harga bawang merah ini karena banyak petani bawang merah yang gagal panen karena musim hujan sekarang ini, sedangkan bawang merah sendiri tidak boleh terlalu lama terkena air (terendam) yang dapat menyebabkan busuknya bawang merah.


Tapi Rini, berharap juga kepada Disperindag Batam agar segera mengontrol penyebab harga bawang merah yang sekarang naik. ”Ditakutkan kenaikan harga bawang merah ini sengaja dibuat agar stok susah didapatkan dan ditimbun untuk persiapan Lebaran. Hal ini menguntungkan segelintir pihak saja yang dampak kerugiannya dirasakan seluruh masyarakat Batam,” ujarnya.


Hal senada juga dikatakan Aris, pemilik toko Indah di Pasar Mitra Raya. Menurutnya, kenaikan harga bawang merah ini terasa janggal, karena kalau bawang merah harganya naik kenapa justru bawang putih harganya bisa turun drastis.


”Saya curiga ini ada permainan dalam pendistribusian bawang merah ke Batam karena berbarengan menghadapi bulan Puasa dan Lebaran, yang biasanya permintaan akan bawang merah tinggi sekali. Tolong untuk pemerintah segera bertindak mengawasi masalah pendistribusian ini. Jangan sampai segelintir oknum saja yang menikmati dari kenaikan harga bawang merah ini sedangkan dampak kerugiannya yang namggung masyarakat Batam dan pedagang,” harapnya. (cr6/spt/cr3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar